PENDAHULUAN
Pengertian tentang bumi sudah
dimiliki manusia sejak manusia ada di bumi. Karena sejak lahir manusia
membutuhkan berbagai unsur yang ada di bumi, seperti udara yang bersih,
makanan, pakaian, pemukiman dan kebutuhan lainnya. Adanya tuntutan untuk
memenuhi berbagai kebutuhan hidup yang tidak mereka peroleh dari tempat
tinggalnya, adanya hasrat ingin tahu tentang benda dan gejala yang ada di
permukaan bumi, Telah mendorong mereka untuk mengadakan perjalanan ke daerah
lain di luar tempat tinggalnya. Dalam perjalanan itu, mereka menemukan
perbedaan kondisi alam, tumbuhan, hewan, masyarakat dengan budayanya, perbedaan
fisik manusia seperti warna kulit, raut wajah, tinggi badan, warna rambut, mata
dan sebagainya. Semua itu mendorong mereka mempelajari lebih jauh, clan
menulisnya dalam bentuk yang sederhana. Adanya niat untuk mempermudah
perjalanan berikutnya, maka dibuat(ah gambar perjalanan dengan dilengkapi
tempat-tempat yang mereka kunjungi selama dalam perjalanan. Perjalanan dan
pembuatan gambar perjalanan itulah yang mendasari timbulnya ilmu geografi clan
pembuatan peta.
Makin lama perjalanan mereka
makin jauh dan tujuannya pun lebih beragam, di antaranya untuk menyebar luaskan
agama, perda-gangan clan mencari daerah jajahan. Pengalaman clan pengetahuan
tentang bumi pun lebih banyak dan mendalam. Manusia dapat membandingkan
persamaan clan perbedaan kondisi fisik dengan segala kehidupannya yang ada
dipermukaan bumi. Ada alam yang dapat mem-berikan kemudahan-kemudahan bagi
kehidupan manusia, clan ada pula yang memberikan hambatan-hambatan. Hambatan
ini merupakan tantangan untuk mempelajari permukaan bumi lebih jauh lagi.
Dengan pengetahuan itulah ia dapat menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya.
Bila perlu ia melakukan perubahan agar menjadi tempat yang lebih sesuai dengan
tututan hidupnya.
Pengetahuan tentang permukaan
bumi tersebut kemudian disusun secara sistematis. Dalam mengkaji permukaan bumi
pun memeper-gunakan cara-cara ilmiah dan dapat dibuktikan secara empiris. Sejak
itulah lahir ilmu geografi.
BAB I
KONSEP-KONSEP GEOGRAFI
1. Pengertian Geografi
Tokoh-tokoh geografi yang
berjasa dalam mengembangkan geografi sebagai disiplin akademis diantaranya
adalah Erathos tenes (276 - 196 SM), orang
Yunani yang pertama memperkenalkan istilah Geografi dalam bukunya yang berjudul
Geographia. Dalam bukunya itu geografi diartikan sebagai deskripsi tentang bumi (writing about the earth or
description of the earth). Dia pulalah yang pertama mengukur keliling bumi
secara tn,atematis. Varenius
(1622 - 1050) telah mencoba membedakan geografi menjadi Geografi Umum (Geographia Generalis) dan Geografi khusus (Geo-graphia Specialis), Immanuel Kant (1724 - 1804) merupakan orang
pertarna yang menganggap bahwa geografi sebagai suatu
disiplin ilmiah dan telah membagi ilmu pengetahuan menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Ilmu
pengetahuan yang menggolong-golongkan fakta
berdasarkan objeknya seperti Biologi, geologi, sosiologi dan'sebagainya;
2. Ilmu pegetahuan tentang ruang yaitu geografi; dan
3. Ilmu pengetahuan tentang waktu atau sejarah.
Alexander Van Humbolt (1769 -
1859) dikenal sebagai tokoh Biogeografi, Karl Ritter (1779 - 1859) karyanya
yang berjudul Die Ernkunde telah membawa perubahan besar dalam ilmu geografi,
yang mana didalamnya telah memasukan manusia sebagai salah satu unsur penting
dalam geografi, karena itu Beliu dikenal sebagai peletak dasar Geografi Sosial.
Frederick Ratzel (1844 - 1904) tokoh geografi jerman telah mengemukakan konsep
libenstraum (ruang hidup), konsep ini banyak dipakai dalam Geografi Politik.
Ferdinand Von Richtofen (1838
- 1905 ), Albert ettner (1859 - 1941 ) mengemukakan konsep korografi
(keruangan) sebagai dasar ilmu geografi, Paul de la Blache (1845 - 1918) tokoh
geografi dari Prancis yang telah mengemukakan konsep Genre de Vie yaitu pola
dan bentuk produksi dari manusia dalam memanfaatkan kemungkinan-kemungkinan
yang ditawarkan atau disediakan alam. Jean Brunches (1869 - 1930 ) murid dari
Vidal, telah membatasi konsep-konsep yang telah dikembangkan oleh gurunya. la
membatasi pada objek-objek material hasil buatan manusia. di samping
to-koh-tokoh di atas masih banyak tokoh lainnya yang sangat brjasa dalam
mengembangklan geografi sebagai disiplin akademis.
Geografi berasal dari kata geo yang artinya bumi,dan grafien
yang artinya lukisan atau gambaran.Geografi berarti gambar atau lukisan tentang
bumi. Pengertian geografi sejak awal pem bentukannya yaitu sejak
Erathostenes mengemukakan istilah geo grafi sampai sekarang, terus mengalami
perkembangari sesuai dengan tuntutan eksistensi suatu ilmu terhadap kebutuhan
jaman. beberapa definisi geografi lainnya adalah :
Karl Ritter : Geografi adalah studi tentang daerah yang berbeda-beda
di atas permukaan bumi;
Finch C Vernor : Geografi adalah ilmu yang menjelaskan
dan menerangkan suatu daerah di permukaan bumi disertai dengan analisisnya serta tidak hanya menyoroti fenomena
itu saja tapi juga memperhatikan
perubahan-perubahan dan dinamika yang berlangsung di atasnya;
Ekblaw dan Mulkerene :
Geografi adalah ilmu-pengetahuan tentang bumi dan kehidupannya.
Pengaruhnya terhadap cara hidup, pakaian, rumah dan bentuk-bentuk
rekreasi;
Broeke dan Webb : geografi
adalah sekumpulan pengetahuan tentang bumi sebagai tempat
di mana manusia hidup, termasuk didalamnya fenomena
organis dan inorganis;
Johston : geografi pada dasarnya
adalah ilmu yang mempelajari permukaan bumi sebagai tempat tinggal manusia dan tempat di mana manusia melakukan melakukan aktivitasnya.
Alexander : geografi adalah ilmu yang mempelajari vareasi ruang permukaan bumi. Ikatan Geograf
Indonesia (IGI) : Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari persamaan
dan perbedaan geosfer dengan mempergunakan pendekatan kelingkungan dan
kewilayahan dalam kontek keruangan.
Secara horizontal obyek geografi meliputi seluruh per-mukaan bumi yang
dihuni dan dimanfaatkan oleh manusia,
sedangkan secara vertikal meliputi bagian atas clan bawah permukaan bumi yang
mempunyai manfaat dan pengaruh terhadap kehidupan
manusia.
Dalam mengkaji permukan bumi
selalu mempertanyakan apa (what),. di mana (where),
mengapa (why), bagaimana (how) keterkaitannya antara manusia dengan
manusia, manusia dengan alam, clan alam dengan alam yang berpengaruh terhadap
kehidupan manusia, serta untuk kepentingan apa
(what for), setelah kita tahu semuanya itu bagaimana lahan atau ruang
kita manfaatkan, kita kelola agar dapat mendukung dan menunjang kesejahteraan
manusia serta kesinambungan pembangunan.
Dengan demikian geografi bertujuan untuk
memahami:
1. Penyebaran fenomena di atas permukaan
bumi;
2. Hubungan antar fenomena di suatu tempat;
3. Hubungan suatu fenomena dengan fenomena di
tempat lain;
4. Efek suatu fenomen pada fenomena lain;
5. Variasi suatu fenomena dari suatu tempat
ke tempat lain;
6. Mengapa suatu fenomena terdapat disuatu
tempat sedangkan di lain tempat lain tidak ada;
7. Difusi keruangan dari fenomena; ,
8. Lokasi dan lokalisasi suatu fenomena;
9. Akibat suatu tindakan pada suatu tempat
terhadap fenomena lain di tempat lain.
10. Manfaat dan kegunanaan suatu fenomena atau
tindakan guna meningkatkan kesejahteraan manusia dan pembangunan.
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat dikembangkan
dalam mempelajari fenomena tersebut di antaranya adalah :
1. Bagaimana fenomena dipelajari, disusun dan
dikekelompokan ?
2. Bagaimana fenomena tersusun dalam bentuk dan
susunan keruangan ?
3. Bagaimana fenomena itu terjadi ?
4. Bagaimana fenomena. itu berasal dan berkembang
?
5. Bagaimana fenomena saling berhubungan dan
berinteraksi dengan fenomena lain ?
6. Bagaimana fenomena itu tersusun dalam suatu
sistem yang serasi ?
7. Bagaimana sumberdaya
dimanfaatkan secara efektif clan efisien untuk kesejateraan manusia secara
optimal dengan tetap memperhatikan kelestariannya ?
2. Obyek dan ilmu penunjang
Geografi
Obyek material geografi adalah
geosfer. Geosfer adalah lapisan bumi (sphere artinya lapisan atau bulatan, dan
geo artinya bumi). Geosfer terdiri dari :
a. lithosfer yaitu lapisan batuan;
b. hidrosfer yaitu lapisan air
c. atmosfer adalah japisan udara; clan
d. biosfer adalah lapisan kehidupan yang
terdiri dari hewan, tumbuhan dan manusia.
Karena manusia mempunyai keistimewaan bila
dibandingkan organisma hidup lainnya di permukaan bumi, maka seringkali
dipisahkan menjadi lapisan yang tersendiri menjadi antroposfer (antro artinya
manusia).
Lapisan-lapisan itu,
sebenarnya dikaji pula oleh bidang ilmu lain seperti lithosfer oleh geologi, atmosfer
oleh meterorologi, geofisika dan klimatologi, hidrosfer oleh hidrologi, biosfer
oleh biologi dan antroposfer oleh ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi,
antropologi, politik, ekonomi dan sebagainya.
Dimanakah posisi geografi ?, geografi mempelajari ilmu
kebumian dan kehidupan manusia ( seperti ilmu sosial) secara terintegrasi,
bagaimana hubungan dan pengaruhnya secara timbal
balik antara faktor fisikal clan manusia tersebut secara menyeluruh.
Karena itu ilmu geografi berada di dua pijakan
antara ilmu alam dan ilmu sosial.
Geografi mempelajari semua
lapisan itu dengan mempergunakan pendekatan
kelingkunganan dan kewilayahan serta dalam kontek ke-ruangan.
Pendekatan
kelingkunganan dalam geografi
artinya selalu melihat bagaimana hubungan dan
kerterkaitan aspek fisikal dan makhluk hidup lainnya di permukaan bumi,
sedangkan pendekatan wilayah atau regional
adalah melihat ruang sebagai wadah yang mempunyai
keunikan atau perbedaan dengan wilayah lainnya sebagai hasil interelasi dan
integrasi antara aspek fisik dan manusia yang ada di dalamnya. Pada
bagian berikutnya akan dibahas region secara lebih mendalam.
Dalam
kontek keruangan artinya geografi selalu melihat ruang dalam pengertian 3
dimensi yaitu atas (atmosfer), bawah (li-thosfer) dan luasan ( hidrosfer, biosfer
dan antroposfer). Geografi selalu melihat pola penyebaran suatu fenomena
dalam ruang atau permukaan bumi, bagaimana keterkaitan
fenomena dengan fe-nomena lain di suatu tempat, fenomena di suatu tempat
dengan fenomena lain di lain tempat, dan bagaimana pengaruh suatu fenomena atau
gejala terhadap fenomena atau gejala lain dalam ruang yang lebih luas.
Contoh dalam mengkaji masalah
banjir, geografi tidak hanya melihat luas genangan, kedalaman dan pengaruhnya
terhadap kehidupan manusia, tapi juga bagaimana latar belakang timbulnya
banjir, bagaimana penggunaan lahan di daerah hulu sungai, peng-garapan
lahannya, kemiringan lerengnya, intensitas hujan dan faktor sosial budaya
penduduk di daerah hulu sungai seperti jumlah dan kepadatan penduduk, pemilikan
lahan, cara menggarap la-han, tingat pendidikan, pendapatan dan
kebiasaan-kebiasaan lain-nya dalam memanfaatkan lingkungan. Kemudian juga
dilihat bagai-mana peranan daerah hilir sebagai daerah limpasan air seperti
lebar dan kedalaman sungai, penggunaan lahan dan faktor sosial budaya ekonomi
penduduknya yang ada di sekitar sungai. Dengan demikian geografi selalu melihat
hubungan timbal balik antara aspek fisik dengan
sosial budaya penduduknya dan pengaruhnya terhadap daerah lain.
Adapun yang menjadi ciri-ciri
geografi adalah :
- Geografi
melihat permukaan bumi sebagai lingkungan
hidup manusia, dan lingkungan yang berpengaruh
terhadap kehidupan manusia;
- Geografi
melihat penyebaran manusia dalam ruang,
dan bagaimana ruang dengan segala sumberdayanya dimanfaatkan sesuai dengan
tingkat teknologinya;
- Geografi
melihat ciri khas suatu daerah sehingga
persamaan dan perbedaan wilayah di permukaan bumi dapat dilihat dengan
jelas.
- Dalam mempelajari suatu
fenomena atau gejala geografi selalu mengkaitnya dengan unsur letak, jarak,penyebaran,
interrelasi, gerakan dan regionalisasi.


Agar dapat menjelaskan setiap fenomena dengan baik,
geografi membutuhkan ilmu-ilmu penunjang.
Seperti dalam menjelaskan gejala yang bersifat
fisikal, geografi memerlukan ilmu penunjang geologi (ilmu yang
mempelajari kulit bumi); geo- morfologi ( ilmu yang mempelajari
bentuklahan);ilmu tanah (ilmu yang mempelajari tanah); klimatologi dan
meteorologi (ilmu.yang mempelajari iklim dan cuaca); hidrologi (ilmu yang mempelajari
air daratan); oceanografi ( ilmu yang mempelajari lautan); biologi (ilmu yang
mempelajari makhluk hidup).
Dalam menjelaskan gejala
manusia ditunjang oleh sosiologi (ilmu yang mem- pelajari interaksi
manusia), ekonomi ( ilmu yang mempelajari bagaimana manusia dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya secara maksimal dengan sumberdaya yang terbatas); politik (
ilmu yang mempelajari sistem politik); antropologi (ilmu yang mem-pelajari umat
manusia secara fisik dan budaya); sejarah ( ilmu yang mempelajari peristiwa
berdasarkan urutan waktu).
Berdasarkan bidang
kajiannya itu; geografi terbagi atas 3
cabang ilmu yaitu :
1. Geografi fisik mempelajari bentang
lahan (landscape) yaitu bagian dari permukaan bumi yang dibentuk oleh
interaksi dan interdependensi bentuk lahan, batuan, tanah, air, udara, hewan,
tumbuhan dan manusia yang keseluruhannya membentuk suatu sistem. Cabang
geografi fisik di antaranya geografi jzpah,
biogeografi, geografi sumberdaya lahan dan sebagainya.
2. Geografi manusia mempelajari manusia
dalam ruang, termasuk di dalamnya jumlah penduduk, penyebaran penduduk,
dinamika penduduk, aktivitas ekonomi, politik, sosial dan budayanya. Cabang
geografi manusia tersebut di antaranya geografi
penduduk, geografi ekonomi,geografi sosial, geografi budaya, geografi perkotaan,
geografi pedesaan, geografi pemukiman.
3. Geografi teknik mempelajari cara-cara
memvisualkan dan menganalisis data dan informasi geografgi dalam bentuk peta,
diagram, foto udara dan citra hasil pengginderaan jarak jauh.
Dalam menelaah setiap gejala di
permukaan bumi, geografi tidak memilahkan aspek fisik dart manusia, tetapi
selalu mema-dukan keduanya,aspek fisik dan manusia ditelaah secara
terinteg-rasi. Perpaduan antara geografi fisik dan
geografi manusia secara faktual dilapangan menghasilkan geografi regional.
Regio-nal adalah geosfer ditelaah dengan mempergunakan pendekatan geografi.
Sehingga regional adalah obyek formal dari ilmu geografi.
Kalau geologi mempelajari
batuan,geomorfologi mempelajari bentuklahan, ilmu tanah mempelajari keadaan
fisik tanah, klimatologi mempelajari iklim, meteorologi mempelajari cuaca.
Semua itu menganalisis kebumian secara murni
tanpa diintegrasikan dengan kehidupan manusia. Demikian pula ilmu politik,
sosiologi, ekonomi dan demografi mempelajari
manusia secara murni,maka geografi mempelajari kehidupan manusia dan
kebumian secara terpadu.
Contoh dalam mempelajari
penduduk, demografi membahas tentang jumlah, pertumbuhan,kepadatan dan
penyebaran penduduk. Geografi mempelajari jumlah, pertumbuhan dan penyebaran
penduduk dalam kaitannya dengan aspek fisikal,seperti mengapa di daerah dataran
penduduknya lebih banyak bila dibandingkan dengan da-erah pegunungan, mengapa
penduduk di daerah dataran cenderung menyebar secara- merata, sedangkan di
pegunungan mengelompok, mengapa pertumbuhan penduduk di suatu wilayah tinggi
atau rendah, faktor fisik dan sosial budaya apa yang berpengaruh dan
sebagainya.
Contoh lain dalam mempelajari
pertanian ahli agronomi mempelajari cara bercocok tanam, ahli ekonomi mempelajari
biaya produksi, pengelolaan dan pemasaran, ahli geografi mempelajari lokasi
berbagai jenis usaha tani di permukaan bumi, bagaimana kaitannya dengan aspek
fisik seperti iklim, kemiringan lereng, ketinggian, tata air; aspek sosial
seperti cara bertani, pene-rapan teknologi, modal, pemilikan lahan; kebijakan
pemerintah dan adat istiadat dalam bercocok tanam.
3. Konsep-konsep geografi
Dalam mengkaji gejala atau
peristiwa dalam ruang, geografi selalu mempergunakan konsep lokasi, hubungan
timbal balik, gerakan dan pewilayahan.
1. Lokasi (location)
Lokasi adalah konsep geografi
terpenting, karena lokasi dapat menunjukkanposisi suatu tempat, benda atau
gejala di permukaan bumi. Lokasi dapat menjawab pertanyaan di mana (where) dan mengapa di s`ana
(why is it there) tidak di tempat lain. Dalam kehidupan sehari-hari,kita selalu
berhubungan dengan faktor lokasi, seperti seorang anak selalu kita tanya di
mana sekolahmu?, di mana rumah mu?. di mana pasar?, di mana kantor kamu bekerja? clan sebagainya. Setelah kita
mendapatkan jawabannya, biasanya kita berlanjut dengan pertanyaan sebelah
mana?, jauhkan dari sini?, naik kendaraan apa?, dan berapa lama kalau jalan
kaki, kalau naik sepeda atau angkutan kota?. Jawabannya itu tentu saja akan
berbeda, yang pasti pertanyaan tersebut akan berkenaan dengan lokasi baik
lokasi absolut clan lokasi relatif.
Lokasi adalah posisi suatu
tempat, benda, peistiwa atau gejala di permukaan bumi dalam hubungannya dengan
tempat, benda, gejala, peristiwa lain. Ada dua komponen lokasi yaitu arah dan
jarak. Arah menunjukan posisi suatu tempat bila dibandingkan dengan tempat di
mana kita berada. Sedangkan jarak adalah ukurannya jauh atau dekatnya dua
benda/gejala tersebut. Contoh Bandung terletak sebelah selatan Jakarta, arah
tersebut akan berbeda kalau sipenanya berada di Serang misalnya, Jakarta
menjadi sebelah timur. Contoh lain adalah istilah Timur Tengah. Timur Tengah
adalah sebutan negara Arab bagi orang Eropa, kita yang berada di sebelah timur
Arab tentu saja harus-menyebutnya sebagai daerah Barat Tengah.Jadi arah suatu
tempat bersifat relatif, demikian pula dengan istilah dekat atau jauh, besar
atau kecil, cepat atau lambat, yang pasti arah dan jarak akan menentukan
intensitas hubungan dua tempat.
Ada dua macam lokasi yaitu
lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolutadalah posisi sesuatu
berdasarkan koordinat garis lintang dan garis bujur. Misalnya Indonesia
ter-letak di antara 7° LU sampai ll° LS dan antara 95° BT sampai 141°
BT.Pontinanak terletak pada 0° dan 109,3° BT.
Lokasi absolut ini mutlak
adanya dan dapat dipercaya karena massa daratan relatif tetap, perubahannya
kecil sekali dan ber-laku umum di seluruh dunia. Melalui lokasi absolut kita dapat mengetahui jarak
dan arah suatu tempat ke tempat lain di permukaan bumi. Dengan bantuan garis
lintang kita dapat menggambarkan kondisi iklim suatu daerah, berarti dapat
diperkirakan kehidupan tumbuhan, hewan dan penduduknya secara lebih rinci.
Seperti Indonesia terletak di daerah iklim tropis, berarti vegetasinya bersifat
heterogen, selalu menghijau, kehidupan hewannya beragam,penduduknya termasuk
ras mongoloid, sebagian besar penduduknya hidup dalam bidang pertanian clan
sebagainya. Dengan demikian mengetahui lokasi suatu tempat berdasarkan garis
lintang kita akan memperoleh gambaran tentang iklim, kehidupan tumbuhan, hewan
dan manusianya. Garis bujur akan mempengaruhi perbedaan waktu, berarti
mengetahui posisi suatu tempat menurut garis bujur akan tahu kapan suatu
akativitas maksimal dilaksanakan. Contoh di Inggris pada pukul I pagi
orang-orang masih tidur, tapi di Indonesia bagian barat pada waktu yang sama
berarti sudah pukul 8 pagi (GMT + 7 jam), berarti aktivitas manusia sudah
berlangsung. Orang Inggris sudah dapat berhubungan bisnis dengan orang
Indonesia. Dengan demikian dalam melakukan hubungan dengan orang lain yang
berbeda negara dan posisi garis bujurnya, harus betul-betul diperhitungkan agar
tidak menimbulkan salah pengertian.
Lokasi relatif adalah posisi
sesuatu berdasarkan kondisi clan situasi daerah sekitarnya. Kondisi dan situasi
di sini dapat berupa kondisi fisik, sosial, ekonomi, budaya dan keberadaan
transportasi dengan daerah sekitarnya. Seperti Indonesia terletak di antara dua
samudera dan dua benua, dilalui oleh dua jalur pegunungan dunia. Secara
sosial"budaya Indoesia merupakan tempat yang strategis karena berada di
daerah pesilangan antara dua budaya yang berbeda yaitu Asia dan Australia.
Kedua benua tersebut mempunyai kondisi fisik dan corak kehidupan yang berbeda.
Antara Bandung dengan Jakarta
jaraknya 140 km, dahulu jarak tempuh Bandung - Jakarta naik bus mencapai 5 jam,
sekarang dengan adanya jalan tol Cikampek dapat dijangkau hanya 3 jam saja
dengan kendaraan yang sama. waktu tempuh tersebut akan berbeda kalau kita
mempergunakan jalan Sukabumi, Cianjur atau melalui Serang lebih dulu. Waktu tempuh Bandung - Jakarta akan
berbeda pula kalau naik KA atau pesawat terbang. Bahkan kalau kita
mempergunakan telepon untuk berhubungan dengan orang di Jakarta, rasanya sudah
tidak punya waktu tempuh lagi. Berarti semakin lengkap sarana clan prasarana
komunikasi dan transportasi seolah-olah semakin dekat jarak antara dua tempat,
sehingga hubungan dan pengaruh (baik positif maupun negatif) akan semakin
intensif. Sebaliknya walaupun dua tempat jarak absolutnya re-latif dekat, tapi
kalau transportasi dan komunikasinya tidak ada atau terbatas, akan semakin lama
dan terbatas hubungan yang dapat dijalin. Sekarang dengan semakin majunya
teknologi ko-munikasi dan transportasi di dunia, jarak bukan lagi masalah
tempat-tempat di dunia terasa semakin dekat, menyatu, dan trans-paran, semua
itu dikenal dengan era globalisasi. Melalui lokasi relatif ini kita dapat
mengungkapkan ciri suatu tempat secara lebih luas lagi dan bagaimana hubungan
serta pola gerakannya.
2. Tempat (place)
Tempat dapat mencerminkan
karakter fisik dan sosial suatu daerah. Suatu tempat dibentuk oleh karakter
fisik ( seperti iklim, jenis tanah, tata air, morfologi, flora dan fauna) dan
manusia yang hidup di dalamnya ( seperti jumlah penduduk, kepadatan,
perkembangan penduduk, pendidikan, pendapatan dan kebudayaannya).
Nama tempat dapat mencerminkan
kondisi atau identitas suatu daerah secara spesifik. Nama tempat sesuai dengan
konsensus seperti gunung, teluk, selat, danau dan sebagainya. Kalaua kita
menyebut nama gunung atau teluk sudah terbayangkan bagaimana kondisi alam dan
manusianya. Tempat juga dapat mencerminkan kondisi umum berdasarkan prinsip
kesamaan fisik atau manusianya, seperti gurun, plato, dataran, pertanian
hortikultura, perkebunan, hutan, pedesaan, metropolitan dan sebagainya. Tempat
dapat diformulasikan untuk memberikan suatu pengertian tentang bentuk-lahan dan
aktivitas manusia di permukaan bumi, seperti Bandung, Jakarta, Cilegon,
Tasikmalaya, Biak dan sebagainya.
Semua tempat di permukaan bumi
mempunyai karakteristik tertentu. Karakteristik atau ciri khas suatu tempat itu
dapat tampak dengan jelas atau dapat pula tidak, yang pasti setiap unsur yang
ada di tempat itu dapat memberikan karakter tertentu sehingga dapat dibedakan
dari daerah lainnya. Datam menggambarkan atau mengkaji suatu tempat umumnya
geografi melihat karakteristik fisik dan manusianya
1. karakteristik fisik berasal dari
proses-proses yang bersifat alami, seperti proses geologis, hidrologis, atmosfiris dan biologis yang
menghasilkan bentuk lahan, tata air, iklim, tanah, vegetasi alami dan kehidupan
faunanya.
2. karakteristik manusia adalah semua bentuk
pemikiran dan aktivitas manusia sebagai cerminan adaptasi manusia terhadap
lingkungannya.Termasuk di dalamnya jumlah clan komposisi penduduk, perkembangan
penduduk, mata pencaharian pola pemukiman, jaringan transportasi dan komunikasi
sebagai cerminan interaksi manusia dengan sesamanya.
Suatu tempat juga dapat
dibedakan dari yang lainnya dari segi ideologi,
agama, bahasa dan aktivitas politik.
Dalam mengkaji suatu tempat
kita dapat melihatnya dari dua aspek yaitu site dan sitimsi. Site berkenaan
dengan kondisi internal suatu tempat atau daerah, seperti iklimnya, keadaan
tanah, topografi, penduduknya clan segala sumberdaya yng
terkandung di dalamn-va Situai a.-ialah kondisi ekternal suatu tempat, atau
kondisi
suatu tempat bila dibandingkan dengan daerah lainnya.
Contoh Bandung, mempunyai
kondisi internal iklimnya sejuk, morfologi dataran tinggi, jenis tanah
vulkanis, kehidupan flora dan fauna tertentu jumlah penduduk, kepadatan, mata
pencaharian, perkembangan penduduk, tingkat pendidikan, pendapatan, dan
kebudayaannya tertentu pula yang berbeda dengan daerah lain seperti Bogor,
Jakarta, Tasik, Surabaya dan sebagainya. Kondisi ekternal Bandung, berarti kita
melihat flngsi dan peranan Bandung bagi daerah sekitarnya mulai dari yang
paling dekat sampai yang terjauh. Seperti mulai dari Kab. Bandung sampai kepada
dunia secara international.
3. Hubungan timbal balik
(intrelasi)
Setiap gejala di permukaan
bumi ini, pada dasamya adalah hasil hubungan timbal batik antara berbagai
faktor. Hubungan ini dapat berupa antar faktor fisik, faktor fisik dengan
manusia dan antar faktor manusia. Contoh hubungan antar faktor fisik :
ketinggian tempat dengan iklim mikro; kemiringan lereng dengan erosi; kesuburan
lahan dengan jenis batun; ketersedian air tanah dengan curah hujan, jenis
tanah, vegetasi penutup lahan, kemiringan lereng dan organsime hidup di atas
lahan. Hubungan antara faktor fisik dengan manusia pemusatan penduduk di daerah
subur dan dataran; kesuburan lahan dan iklim dengan jenis usaha tani; bentuk
lahan dengan pola jalan. Contoh hubungan antara faktor manusia, manusia adalah
individu yang serba tergantung terhadap individu lain, tidak ada manusia yang
dapat hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri penuh;
ketergantungan ini tercermin dari adanya masyarakat, perdagangan, transportasi,
komunikasi,berbagai organsisasi sosial, politik, kebudayaan dan sebagainya.
Manusia selalu bersifat
diamis, balk dilihat dari jumlahnya maupun kualitasnya. Melalui penguasaan ilmu
clan teknologi itu manusia dapat beradaptasi dengan alam, dan berusaha merubah
atau memodifikasi alam agar menjadi tempat yang sesuai dengan hidupnya.
Perbuatan manusia itu menimbulkan berbagai dampak, baik dampak positif maupun
negatif, baik yang dikehendaki maupun tidak dikehendaki Seperti penggundulan
hutan dapat menumbulkan banjir, industri dapat menimbulkan pencemaran udara,
tanah dan air; penggalian tambang yang berlebihan dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan. Dampak tersebut termasuk dampak negatif yang tidak dikehendaki.
Contoh dampak positif yang dikehendaki misalnya irigasi untuk pengairan
pertanian,industri dapat me-ningkatkan daya dukung lahan; pemanfaatan sinar
matahari untuk sumber energi dan pertanian (greenhouse).
4. Gerakan (movement)
Setiap gejala di permukaan
bumi mengalami gerakan. Gerakan obyek atau gejala yang tampak jelas misalnya
gerakan awan, air mengalir,angin, batuan dan tanah oleh manusia, gerakan
barang,orang melakukan kerja, gerakan arus laut oleh angin dan
sebagainya.Gerakan yang tidak tampak misalnya gerakan panas dari lintang rendah
(ekuator) ke lintang tinggi, gerakan informasi, ide atau gagasan. Gerakan ini menunjukkan adanya interaksi
(an-tar akibat) antara satu obyek ke obyek lain antara satu tempat ke ke tempat
lain.
Gerakan ini menjadi kajian
geografi untuk dapat memahami bagaimana latar belakang terjadinya suatu gejala
atau fenomena di permukaan bumi clan dampaknya terhadap gejala atau fenomena
lain. Contoh : terjadinya berbagai macam usaha tani sebagai akibat dari adanya
berbedaan iklim; perbedaan iklim disebabkan oleh adanya sirkulasi udara secara
global di atmosfer. Tinggi rendahnya permukaan bumi akibat adanya gerakan
lempeng benua clan sarnudera; gerakan kempeng juga dapat menyebabkan terjadinya
gunung api, lipatan, patahan, gempa dan runtuhan. Perbedaan biota laut
disebabkan oleh gerakan arus laut akibat perbedaam suhu dan kedalaman. Tumbuhan
bergerak secara alami misalnya oleh air dan angin atau hasil campur tangan
manusia.
Gerakan manusia tampak jelas dari semakin padatnya
jalur transportasi clan komunikasi yang mengubungkan berbagai tempat di
permukaan bumi. Adanya globalisasi peradaban dunia merupakan suatu bukti
kemajuan di bidang transportasi dan komunikasi, sehingga dunia demikian
transparan, faktor jarak clan waktu bukan lagi suatu masalah. Setiap hari bahkan setiap menit orang
dapat berkomunikasi dengan tempat lain di dunia. Dalam sekala besar,
perdagangan internasional menunjukkan bahwa tidak ada negara yang dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri. Dalam bidang-bidang tertentu satu sama lain
saling ketergantungan.
Geografi melalui geografi
transportasi, membantu menjelaskan berbagai pola gerakan fisik manusia, gagasan
dan barang, penjalaran atau difusi dari teknologi transportasi. Berbagai sistem
transportasi dianalisis perkembangannya dan dampaknya, memberikan berbagai
alternatif rute-rute transportasi agar lebih efisien. Menganalisis pengaruh
clan peranan transportasi bagi kehidupan manusia, faktor-faktor geografis apa
yang mendukung clan menghambat perkembangan transportasi clan komunikasi.
5. Pewilayahan
(Regionalisasi)
Tema yang paling mendasar dari
studi geografi adalah region, adapun kajian utamanya adalah berbagai bentuk
region dan perubahannya. Regionalisasi pada dasarnya adalah pengumpulan clan
pengklasifikasian atau pengelompokkan data ke dalam data yang sejenis. Dari
pengelompokkan tersebut maka akan tampak daerah yang menunjukkan persamaan dan
perbedaan. Kesatuan daerah yang menunjukkan karakteristik tertentu sehingga
dapat dibedakan dari daerah lainnya disebut region. Karakteristik atau ciri
khas suatu tempat itu dapat berupa karakteristik aspek fisik, manu-sia. atau
gabungan keduanya. Banyak cara untuk menentukan region tergantung kepada
kriteria apa yang akan dipergunakan (fisik, sosial, aktivitas ekonomi, budaya,
politik, bahasa, agama, etnik dan sebagainya). Ruang lingkup atau cakupan
region pun dapat Was seperti meliputi desa, kota, desa, kabupaten, propinsi,
negara, atau himpunan-himpunan intemasional.
BAB II
SEJARAH
PERKEMBANGAN GEOGRAFI REGIONAL
1. Munculnya Geografi Regional
Dualisme
paradigma geografi masih tetap berlangsung. Fisis determinis, posibelis dan
probabilis dalam geografi masih berlaku. Karena memang dominasi alam atau
manusiakah di suatu tempat , sangat relatif. Pada tempat tertentu alam masih
mendominasi kehidupan manusia, dan di tempat lain manusia sudah mampu
memodifikasi alam melalui teknologinya. Pada batas-batas tertentu pula, dimana
ada gejala alam yang belum dapat dikuasai oleh teknologi manusia. Sehingga
dominasi keduanya jadi sangat relatif tergantung pada ruang dan waktu.
Dualisme
lain yang muncul dalam geografi adalah masalah metode yang diterapkan dalam
geografi fisikal dan manusia. Ada para ahli yang masih membuat batas yang jelas
antara ruang lingkup geografi fisikal dan manusia. Mereka beranggapan bahwa
metode induktif untuk memperoleh kesimpulan umum dalam geografi fisikal tidak
cocok diterapkan dalam geografi manusia. Generalisasi dalam kelompok manusia
dibatasi oleh ruang dan waktu serta bersifat sangat dinamis. Probabilitas atau
kebolehjadian adalah suatu kemungkinan besar dalam menelaah manusia daripada
suatu kepastian. Dalam geografi fisikal, unsur kepastian mungkin dapat berlaku
dalam setiap fenomena. Karena sifatnya yang relatif tepat bila dibandingkan
dengan manusia.
Para
ahli geografi mutahir , banyak yang berpendapat bahwa problem solving yaitu
orientasi utama pada pemecahan masalah merupakan cara yang terbaik, di mana
didalamnya tidak lagi memilahkan antara aspek fisikal dengan manusia.
Bernard
Varenius (1622-1650) yang bukunya berjudul Geographia Generalis dipublikasikan
di Amsterdam pada tahun 1650 merupakan ahli pertama yang mengusulkan perbedaan
mendasar dari sifat geografi manusia dan geografi fisikal. Geographia
Generalis terdiri dari 3 bagian :
1.
bagian yang absolut atau terrestial, yang menggambarkan
bentuk dan luas dari bumi, geografi fisik dan benua, lautan dan atmosfer;
2.
bagian yang relatif atau kosmik yang menyelusuri
tentang hubungan antara bumi dengan benda langit, terutama matahari yang
berpengaruh kepada iklim dunia;
3.
bagian komparatif yang membahas tentang lokasi dari
tempat-tempat yang berbeda dalam hubungannya satu sama lain dari
prinsip-prinsip navigasi.
Varenius mengemukakan tentang geografi spesial, yaitu
yang mendeskripsikan tempat-tempat tertentu yang didasarkan atas :
1. kondisi celestial yaitu iklim dan zone
iklim;
2. kondisi terestial dengan deskripsi tentang
relief, vegetasi dan fauna;
3. kondisi manusia termasuk perdagangannya, pemukiman dan bentuk pemerintahan dari setiap
negara.
Ada
2 kontribusi utama dari Varenius berkenaan dengan perkembangan geografi, salah
satunya adalah membagi geografi atas geografi generalis dan geografi spesialis,
atau geografi sistematis dan geografi regional. Geografia Generalis membahas
bumi sebagai unit-unit fisikal yang ditelusuri melalui dalil-dalil ilmu
alamiah. Geografi spesialis
terutama mendeskripsikan negara-negara dam region-region dunia yang sulit
ditentukan menurut dalil atau teori alam. Preston James (1972) menunjukkan
bahwa bagian dari general (sistematik) dan spesial (region) dari Varenius
saling melengkapi satu sama lain, dan Varenius melihat bahwa geografi spesialis
dan general merupakan saling tergantung satu sama lain. Sejak saat itulah
istilah geografi regional banyak dipergunakan oleh para ahli dalam
mendeskripsikan keadaan alam dan kehidupan manusia di suatu tempat.
2. Faham Geografi Regional di Perancis
Paul
Vidal de La Blache (1848-1919) dianggap sebagai peletak geografi modern
Perancis. Ia melihat kelemahan faham fisis determinis lingkungan karena adanya
faktor yang dominan yaitu lingkungan alam terhadap faktor manusia.
Ia
berpendapat kurang cocoknya menangani hubungan ini melalui jalur sistematik
untuk mendapatkan dalil tentang hubungan timbal balik antara manusia dengan
alam.
Menurut
Vidal de la Blache, tidaklah masuk akal menarik garis pemisah antara gejala
alam dan gejala budaya, keduanya harus dianggap satu unit yang tidak
dipisahkan. Di suatu wilayah pemukiman, alam berubah dengan jelas karena keberadaan
manusia dan perubahan makin besar jika budaya material masyarakatnya tinggi.
Kehidupan
binatang dan tumbuhan liar berubah di segala penjuru dunia. Misalnya di
Perancis binatang dan tumbuhan liar yang ada sekarang jauh berbeda dari
beberapa abad yang lalu, sebagai akibat semakin berkembangnya aktivitas
manusia.
Semakin
tidak mungkin mempelajari landscape alami terpisah dari landscape budaya.
Setiap masyarakat akan menyesuaikan dirinya dengan kondisi lingkungan dengan
caranya sendiri. Berbekal pengalaman dan kemampuan belajar, manusia senantiasa
menyesuaikan diri dengan alam. Modifikasi alam merupakan cerminan perkembangan
manusia selama berabad-abad. Setiap masyarakat sekecil apapun anggotanya
memiliki karakteristik sendiri yang berbeda dan tidak bisa ditemukan di tempat
lain, bahkan di tempat-tempat yang kondisi alamnya sama seringkali adaptasi
mereka berbeda. Sehingga hubungan itu begitu erat sehingga sulit dipisahkan
pengaruh alam terhadap manusia, dan pengaruh manusia terhadap alam. Keduanya saling
melebur (bercampur).
Dalam
wilayah yang terjadi jalinan erat antara manusia dan alamnya yang berlangsung
selama berabad-abad membentuk sebuah region. Studi region demikian merupakan
tugas geografi, karenanya Vidal menyarankan bahwa geografi regional merupakan
inti dari bidang studi geografi.
Di
atas telah dijelaskan bahwa Vidal de la Blache adalah pendiri geografi
regional, ia pula memberikan petunjuk tentang metode yang dipergunakan dalam
studi regional. Walaupun petunjuk dan saran ini banyak yang diabaikan oleh ahli
geografi Inggris. Di Jerman dan Perancis sampai sekarang, geografi regional
dianggap sebagai inti geografi, kontribusi geografi terhadap pengembangan
wilayah sangat besar.
3. Faham Geografi Regional di Jerman
Dalam
aliran Jerman sudah lama ada kebiasaan untuk mengklasifikasikan dan
mensistematisasikan metode dan pendekatan geografi. Seperti yang dilakukan oleh
Fochler-Haube dalam bukunya Geographie (1959) meninjau kembali beberapa
pendekatan geografi regional.
Land
dan landscaft dalam Bahasa Jerman diterjemahkan menjadi region, tetapi land
adalah unit yang pasti batas administrasinya. Seperti daerah atau negara yang
didefinisikan oleh batas-batas administrasi yang pasti dan jelas. Landerkunde
adalah cara untuk mendeskripsikan unit yang pasti itu, misalnya yang dibuat
oleh Demangeon dalam bukunya Picardie menjelaskan tentang monografi regional.
Landscape dalam Bahasa Inggris memiliki pengertian bentang alam.
Sebuah
landscaft dapat berupa unit spesifik atau bentuk sebuah wilayah. Landscaftkunde
menelaah wilayah unik yang terbatas. Menurut Hamuberg, landscaftkunde harus
masuk kedalam cabang ilmu geografi sistematik (geografi yang bersifat topikal
seperti geografi penduduk, geografi tanah, geografi perkotaan, geografi
pedesaan, dan sebagainya), sedangkan landerkunde termasuk geografi regional.
Berdasarkan hal tersebut, Fochler-Hauke mengemukakan 5 pendekatan dari
landscaftkunde yaitu : landscape morphology, landscape ecology, landscape
chronology, regionalisme dan landscape classification (systematisation). Landscape
morphology, landscape ecology dan landscape chronology memiliki 3 pendekatan
yang berbeda dalam studi region.
Menurut Fochler-Hauke, geografi
regional Perancis sama dengan landscape chronology yang menelaah perkembangan
region dari masa ke masa, katagori yang yang sama adalah tipe geografi regional
yang berkembang pada masa antara 2 perang dunia yang dikemukakan oleh Dirvent
Whittlesay sebagai sequent accupance yaitu yang menelaah tentang setiap
budaya masyarakat dalam memanfaatkan region dengan caranya sendiri. Pendapat
ini berlandaskan pada kenyataan, adanya perubahan besar pada region-region yang
asalnya dihuni orang Indian, kemudian diambil alih orang Eropa yang budayanya
sudah tinggi. Di Benua Eropa sendiri terjadi perubahan besar dari lahan yang
dominasinya pertanian menjadi industri. Sequent accupance menekankan
tahap-tahap perkembangan dari pemanfaatan alam dalam suatu wilayah. Studi ini
dilakukan berbeda dengan Vidal de la Blache yang hanya mendiferensiasi wilayah
secara lokal sebagai akibat hubungan timbal balik antara manusia dan alamnya
yang terus menerus dan tidak berubah selama berabad-abad. Jadi sequent
accupance memiliki arti betapa mudahnya sifat-sifat regional berubah.
Konsep landscape ecology
menggantikan pendekatan fungsional dari geografi regional. Pendekatan fungsional timbul untuk mempelajari
hubungan timbal balik antara daerah pusat (center place) dengan hinterlandnya.
Tema ini berkembang menjadi region fungsional atau region pusat (centred
region). Landscape ecology juga menelaah tentang hubungan timbal balik yang
terjadi di dalam sebuah region, seperti transportasi misalnya. Jadi pendekatan
fungsional tidak membatasi telaahnya kepada centred region, walaupun tetap
merupakan tema yang penting dalam geografi pada masa sekarang. Landscape
ecology juga mempelajari hubungan timbal balik diantara faktor-faktor dalam
ekosistem apakah itu didominasi oleh manusia atau oleh alam.
Landscape
morfology adalah bentuk geografi regional yang khusus berkembang di Jerman di
antara PD I dan PD II. Otto Schluter lah yang sangat berperan dalam
perkembangannya. Menurutnya, geografer harus menentukan bentuk dan gejala
keruangan yang disebabkan gejala yang tampak, dapat dilihat di permukaan bumi
dan menjadi sentral. Semua sifat manusia yang non material (keadaan sosial,
ekonomi, rasial, psikologi dan politik) dikecualikan dalam studinya.
Sebaliknya, Jean Brunhes mengatakan bahwa dalam analisis landscape terdapat
sifat-sifat yang saling pengaruh mempengaruhi antara gejala-gejala yang dapat
dilihat dengan yang tak dapat dilihat (non material) itu. Landscape yang tampak
itu dapat hasil dari kekuatanalam ataupun manifestasi dari karya manusia.
4. Faham Geografi Regional di Inggris
Di
Inggris studi regional memiliki 3 konotasi :
1. Studi regional yang mendeskripsikan
segmen-segmen dari permukaan bumi, jadi sama dengan landerkunde;
2.
Ada studi
regional yang berusaha membagi muka bumi menjadi bagian-bagian, bagian yang
mempunyai sifat seragam (homogenous) ataupun yang mempunyai kaitan fungsional. Proses
perwilayahan ini disebut regionalisasi;
3.
Studi regional yang dapat diartikan sebagai
spesialisasi regional yaitu jika seorang geograf selama hidupnya hanya meneliti
aspek-aspek yang berbeda saja dari beberapa bagian bumi.
Studi regional di Inggris banyak
dipengaruhi oleh Vidal de la Blache.
5. Kedudukan Geografi Regional Masa Kini
Geografi sering disebut sebagai
“parent of all sciences” karena termasuk ilmu yang paling tua, termasuk di
dalamnya adalah geografi regional
sebagai integrasi dari ilmu geografi sistematis.
Seperti telah dibahas di bagian
depan, bahwa ada beberapa ahli geografi yang memilahkan geografi sistematis
dengan geografi regional sebagai dua cabang ilmu geografi. Sekarang geografi
lebih banyak mempergunakan pendekatan terpadu yang mengintegrasikan geografi
fisikal, geografi manusia dan geografi teknik. Konsep keruangan dari region
merupakan dasar pemersatu cabang ilmu geografi, dan regional merupakan
integrasi dari cabang-cabang ilmu geografi di lapangan.
![]() |
![]() |
LOGIC
|
Geografi regional
|
Geografi sistematik
-
Geografi fisik
-
Geografi
ekonomi
-
Geografi
penduduk
-
Geografi
politik
-
Geografi
sosial
-
Geografi
budaya
dan sebagainya
|
Memvisualkan data
-
Kartografi
-
Chart
-
Gambar
-
Bagan
-
Kalimat
-
Foto udara
dan sebagainya
|
Gambar 4 : Bagan
interaksi antara fakta, teori dan logic dalam geografi.
Morvell
menjelaskan tentang perkembangan teori-teori, dan prinsip-prinsip dari
interaksi manusia dengan lingkungan, serta organisasi keruangan yang
menimbulkan pengelompokan besar dari proses alam dan proses manusia. Semua itu
banyak dibahas dalam geografi topikal atau sistematis. Contoh, seorang geograf
politik (political geography) akan mempelajari konsep-konsep dan prinsip
politik-spatial yang terdapat di seluruh dunia. Untuk dapat mengelompokannya dalam
bentuk region-region, ia harus mempelajari batas-batas geografis seperti
kondisi alamnya, evolusi batas negara, perkembangan budaya, dan kehidupan
penduduknya. Berarti ia mempergunakan teori-teori yang ada dalam geografi
sistematis untuk mendapatkan data yang menyeluruh, berarti ia sudah
mempergunakan survei regional.
Terdapat
pertalian yang erat antara geografi regional dan geografi sistematik, atau
dapat dikatakan bahwa geografi regional adalah integrasi dari teori-teori yang
dikembangkan dalam geografi sistematik. Untuk lebih jelasnya mengenai kaitan
antara geografi regional dengan geografi sistematik dalam suatu wilayah
tertentu dapat dilihat pada Gambar 5.
Model
yang paling memadai dikembangkan oleh Nevin Fenneman (1919). Ia melihat
geografi regional sebagai tema pemersatu yang terletak di pusat dan mengintegrasikan berbagai sub bidang
studi geografi sistematik yang berada melingkari geografi regional yang juga
sub geografi sistematik ini bersentuhan dengan disiplin ilmu lainnya, seperti
geografi politik dengan ilmu politik,
geografi ekonomi dengan ilmu ekonomi, geografi penduduk dengan demografi
dan sebagainya


BAB III
REGIONAL DAN REGIONALISASI
REGIONAL DAN REGIONALISASI
1. Pengertian
Regional dan Geografi Regional
Dinamika adalah sifat dari kehidupan,
temasuk ilmu pengetahuan. Perkembangan materi,
ruang lingkup, metode dan analisis merupakan bagian dari perkembangan pemikiran manusia untuk mencari suatu kebenaran
secara ilmiah. Geografi sebagai bidang
ilmu yang berkaitan, dengan kehidupan manusia dan dalam analisisnya menyentuh
berbagai bidang ilmu lainnya, maka dalam menganalisis fakta secara total
memerlukan integritas semua cabang ilmu geografi. Dalam hal ini Geografi
regional menduduki peranan yang sangat strategis. Karena memang gejala dan fenomena yang ada di permukaan bumi pada
dasarnya selalu saling terkait dan dalam pemecahannya
memerlukan integritas berbagai bidang ilmu. Pemahaman akan keterkaitan gejala-gejala di permukaan bumi di
suatu wilayah tertentu merupakan inti dari
geografi. Dalam mengapresiasikan
tempat, beberapa pendekatan dapat dipergunakan tetapi semuanya harus bersifat
korologis, karena itu adalah ciri khas dari
disiplin ilmu geografi. Geografi regional sangatlah memadai untuk hal tersebut.
Geografi regional mengapresiasikan
gejala secara total, dimana gejala
itu memberikan ciri yang khas baik
yang menyangkut kualitas maupun kuantitasnya sendiri
Region merupakan konsep dasar
yang penting dalam geografi, beberapa akhli geografi mendefinisikan regian
sebagai berikut :
- James and
Wittlesey : a Region is an area of
any size, homogenous in term of spesific criteria and distinguishes form
bordering area by a particular kind of
association of areally related feature and therefore pocessing some kind of internal cohessive
- Hartshorne
: a Region is an area of specific location
which is in some way distinctive form
other areas and which extends as far as that distinction extends
- Hagget : a
Region is any tract on the earths surface with characteristic, either natural or man made that make it different form
areas that sorround it.
- Bintarto : sebagian permukaan bumi yang dapat dibedakan dalam hal-hal tertentu
dari wilayah sekitarnya.
Dari keempat definisi itu tampak bahwa suatu
wilayah disebut region jika memiliki karakteristik tersendiri yang dapat
dibedakan dari wilayah disekelilingnya. Wilayah itu mempunyai kohesif atau keterkaitan secara internal dalam unsur-unsur
tertentu yang tidak dimiliki oleh
wilayah luarnya (ekternal). Hanya
Hagget yang memberikan arah tentang
unsur yang menjadi karakter atau ciri region itu yaitu dapat berupa unsur fisik
atau pun yang dibuat oleh manusia.
Menurut Johnston, geografi regional
pada dasarnya adalah studi tentang wilayah di permukaan bumi dengan mempergunakan analisis perbedaan wilayah (areal differentiation) dan persamaan wilayah (areal
likenesses). Paterson
menjelaskan bahwa tujuan dari studi
ini adalah mengkaji situasi-situasi yang spesifik dari lokasi suatu
tempat. Pendekatan keruangan merupakan ciri utama dalam geografi regional. Pengertian ruang dalam geografi mengandung
pengertian integrasi dari atmosfer, lithosfer,
hidrosfer dan biosfer yang hidup didalamnya termasuk manusia. Manusia sebagai perpaduan antara ratio atau akal dan
budaya yang melahirkan teknologi serta keimanan, menghasilkan pola-pola ter-sendiri
dalarri memanfaatkan alam lingkungan sekitarnya. Sehingga melahirkan satu
keunikan wilayah ( areal uniquenss)
yang dapat dibedakan dari wilayah lainnya.
Geografi regional mengkaji
kondisi-kondisi faktual yang menekankan pada tempat-tempat
tertentu secara terintegrasi. Akibat dari kondisi fisikal dan manusia yang saling berintegrasi tersebut menghasilkan
cara hidup yang khas yang oleh Vidal disebut
dengan pays.
Selanjutnya
Gergory dan Gualke menjelaskan bahwa geografi regional merupakan disiplin ilmu yang
korelatif atau terintegrasi (
correlative disicline) secara fungsional tempat-tempat di permukaan bumi.
Schaefer's mengatakan bahwa geografi
regional merupakan ilmu keruangan secara formal, sebagai satu rangkaian perubahan pandangan geografi dari nomotetik
(memperhatikan hal-hal yang bersifat umum
dan universal) ke idiografik (memperhatikan hal-hal yang khusus dan unik). Dari pandangan idiografik inilah melahirkan ilmu
wilayah.
2. Jenis Region
Telah dijelaskan di
atas, bahwa region adalah suatu wilayah yang mempenyai kesamaan. Kesamaan ini dapat
dilihat dari unsur fisikal, unsur manusia maupun gambungan antara keduanya.
Wittlesay
mengemukakan unit-unit region dapat dibentuk oleh:
l. Knampakan tunggal misalnya; iklim saja, tanah
saja, sehingga menunjukkan areal saja.
2. Multiple feature region : region yang menunjukkan kenampakkan majemuk, seperti
gabungan antara jenis tanah dengan tumbuhan, tumbuhan denegan budaya bercocok tanam.
3. Region total atau compage :
terdiri dari banyak unsur, atau gabungan antara unsure fisik dan manusianya,
seperti propinsi, negara, atau kawasan tertentu. Bintarto mengemukakan bahwa region dapat dilihat dari :
1. a. keseragaman atau kesamaan, dalam kriteria
tertentu disebut region uniform;
b. wilayah dalam
banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berhubungan dengan garis melingkar disebut
nodal region
2. a.
generic region, klasifikasi wilayah yang terutama menekankan pada
jenisnya, fungsinya diabaikan;
b.
specific region, klasifikasi wilayah berdasarkan kekhusussannya merupakan daerah tunggal mempunyai ciri-ciri geografi yang
khusus.
3. Wilayah yang dalam klasifikasinya
menggunakan metode statististik deskripstif.
Stephen L.J Smith menjelaskan bahwa region
ada beberapa jenis yaitu :
1. Region
a priori yaitu region yang dibuat tidak berdasarkan regionalisasi secara
metodologis, jadi unsur kesamaannya dibentuk oleh pandangan yang bersifat
individul atau kepentingan tertentu seperti unsur politik, kebiasaan setempat
atau keuntungan-keuntungan lainnya secara sepihak.
2. Region formal atau regional homogeniouns : region yang
dibentuk karena adanya kesamaan kenampakan secara internal;
3.
Regional fungsional : region yang dibetuk
oleh tinggi atau rendahnya derajat interaksi
antar tempat di permukaan bumi.
Jika melihat berbagai
klasifikasi di atas, terlihat bahwa region formal dan region fungsional merupakan
regionalisasi yang sangat penting dan umum dipergunakan.
Walaupun demikian terdapat
tipe region lain yang tidak termasuk keduanya yaitu tipe region yang dikembangkan di Amerika Serikat yaitu Vernacular region atau lebih populer lagi Perceived
region yaitu regionalisasi
berdasarkan persepsi individual seperti
South, West, Midwest dan Sunbelt. Regionalisasi ini tidak mempergunakan
kriteria yang jelas atau tidak mempergunakan kriteria yang umum, hanya persepsi
seseorang atau sekelompok orang saja.
Karena arah barat, timur, selatan atau tengah sangat relatif tergantung pada posisi orang yang melihatnya.Untuk lebih
jelasnya, regionalisasi berdasarkan
persepsi ini dapat dilihat pada gambar di
bawah ini
![]() |
a. Region uniform atau
formal
Sekurang-kurangnya ada 2 tipe berbeda dari
region yang digunakan akhli-akhli geografi dalam mengklasifikasikan permukaan bumi
pertama disebut region uniform formal atau region statis.
Region
uniform yaitu region yang dibentuk oleh adanya kesamaan kenampakan, termasuk iklim,
vegetasi, tanah, landform, pertanian atau penggunaan lahan lain. Region demikian bisa
ditandai dengan bentuk-bentuk kenampakan lahan dengan pola umum dari aktivitas
pertanian, industri, permukiman, perkebunan, atau bentuk lahan lain yang relatif
tetap. Seperti Basin sungai yang dibatasi oleh daerah alirannya.
Di kota besar daerah CBD (Central Bussness
District), zone permukiman, zone pinggiran kota juga
merupakan region formal .
Makin banyak kita menggunakan kriteria untuk
menandai region-region makin sulit bagi kita untuk mencapai kepuasan dalam
mendefinisikan batas region itu (misalnya dalam mengklasifikasikan iklim bukan hanya
curah hujan dan suhu, tapi juga kelembaban, angin dan sebagainya) karena kota
akan menghadapi masalah pelik dalam mengkombinasikan data itu. Karena itu
pilihlah unsur-unsur tertentu sesuai dengan tujuan pembutan region, tapi
pengkriteriaannya tetap dilakukan secara ilmiah.
Pada awal abad ke 20 beberapa akhli geografi sangat berminat terhadap
gagasan region alami yang membedakannya
dari unit-unit politik dan benua-benua yang merupakan dasar dari pengorganisasi informasi. Pada tahun 1905, A. J.
Herbertson menekankan bahwa region
alami harus memiliki gambaran kesatuan tertentu, seperti misalnya landform, iklim dan vegetasi. Langkah
pertarna dari Herbertson adalah membedakan
6 tipe utama lingkungarHisikal yang didasarkan atas 4 subtipe yang didasarkan
atas relief utama dan hujan musiman, Region alami karenanya dibatasi sebagai wilayah dari setiap tipe lingkungan alam
yang menyebar di daerah dataran rendah ekuatorial, gurun tropik, dataran rendah
sedang sejuk, dan sebagainya. Tipe mediterania merupakan tipe lingkungan
alam yang terdapat bukan hanya disekitar L.
Tengah tetapi juga daerah California yang ada di lintang sedang yang summernya kering, juga di Chili, Afrika Selatan dan
Australia. Jadi wilayah ini terletak terpisah, tetapi memiliki ciri alam yang sama.
Region alami atau modifikasi region alami dari Herbertson banyak
dipergunakan selama beberapa puluh tahun.
region-region bukan hanya digunakan untuk mengorganisasikan infomasi tentang lingkungan alam saja, tetap juga
tentang penduduk dan aktivitas
ekonomi. Tidak heran kalau region yang didefinisikan dalan hal fisikal seringkali mencocokan berbagai variasi
aktivitas sosial dan ekonomi. Usaha
untuk membagi wilayah yang luas kedalam region-region yang serba guna (multi purpose), cocok untuk menggambarkan fenomena
fisikal dan budaya secara luas telah
dilakukan oleh penulis-penulis buku geografi region.Walaupun demikian umumnya
region serba guna ini didefinisikan hanya untuk beberapa karakteristik yang istimewa saja seperti aktivitas ekonomi yang
dominan seperti Corn belt, Wheat belt,
Cotton belt di USA.
b. Region Nodal,
Tipe kedua dari region adalah region nodal atau
region dinamis. Region ini ditandai oleh gerak dari dan ke pusat. Pusat ini disebut sebagai Node. Sejauhmanakah node
dapat menarik daerah sekitarnya sehingga tercipta interaksi maksimal, sejauh itulah batas region
nodal.
Contoh yang sederhana terdapat pada masyarakat pra
industri, di pusat perkampungan penduduk dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Lahan pedesaan dapat
menyediakan berbagai kebutuhan penduduknya seperti makanan, bahan bakar dan
pakaian sederhana. Perkampungan merupakan pusat syaraf tempat dibuatnya berbagai
keputusan yang menyangkut kehidupan warga kampung, perkampungan juga merupakan
pusat pergerakan manusia dan binatang bergerak dari lahan pertanian pada
pagi hari dan sore hari.
Pada masyarakat yang lebih maju, jumlah penduduk
lebih banyak dan menyebar. Lokasi pasar, sekolah pusat kesehatan umumnya
terpusat dalam satu tempat. Tempat pusat kegiatan ini menjadi region _nodalnya. Para petani
menjual hasil panennya di pasar, anak-anak sekolah, ibu-ibu berbelanja ke daerah
pusat datang
dan pergi setiap hari.
Region
nodal dalam skala besar adalah ibu kota dan kota-kota besar. Pelabuhan,
CBD (Central Bussness District) dan zone yang menjadi pusat suatu riskulasi merupakan nodenya suatu region. Terdapat
4 unsur yang esensial dalam struktur regional nodal yaitu :
1. Adanya arus barang, ide/gagasan dan manusia,
2. Adanya node/pusat yang
menjadi pusat pertemuan arus tersebut secara
terorganisir;
3. Adanya wilayah yang makin
meluas;
4. Adanya jaring jaring rute
tempat tukar menukar berlangsung.
Region
nodal itu dinamis karena didefinisikan sebagai gerakan bukan objek yang statis dan terdapat fungsi suatu
tempat sebagai pusat sirkulasi. Di wilayah ini terdapat aktivitas yang diorganisir dan umumnya bersifat lebih dinamias
seperti pada gerakan orang, barang
atau pesan. karena itu dalam regional nodal meliputi wilayah di sekitar titik pusat. Region formal tidak perlu
memiliki core (inti), walaupun dalam beberapa
hal memiliki heartland area (jantung wilayah) yaitu daerah yang kenampakan dari suatu kriteria tertentu sangat
jelas kenampakannya
![]() |
Pada Gambar 7 A, tampak yang menjadi inti dalam
regional uniform adalah daerah yang hampir seluruhnya (lebih dari 75 %)
dipergunakan untuk pertanian padi, sedangkan wilayah sekitar inti (periphery) adalah
daerah yang didominasi oleh tanaman
padi yaitu sekitar 50 % sampai 75 % saja.
Daerah yang diluar region tanaman
padinya kurang dari 25 %, berarti tidak termasuk kedalam region yang mempunyai kesamaan dalam hal membudidayakan tanaman
padi. Gambar 7 B tampak gambar region nodal yang diidentifikasi
oleh gerakan penduduk desa ke dan dari kota untuk berbelanja.
Seorang ahli geografi Jerman yaitu Von Thunen hidup pada tahun 1783-1850 membuat model The Isolated State yaitu sejenis
laboratorium regional yang menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
distribusi lokasi lahan pertanian mengelilingi
pusat kota tunggal. Dia membuat sejumlah persyaratan pertama ia menentukan bahwa kesuburan tanah dan iklim harus sama dalam
satu disuatu region, kedua kondisi alam homogen dataran, tidak ada lembah
sungai atau pegunungan yang
menyelingi permukaan bumi yang datar itu, ketiga hanya ada kota
tunggal sebagai pusat di wilayah
tersebut dan kota pusat ini terisolasi oleh hutan, keempat Von Thunen mengajukan gagasan bahwa petani-petani di Isolated state
mengangkut sendiri hasil pertaniannya
ke pasar (tidak ada perusahaan angkutan) dan mereka menggunakan kereta kuda langsung ke pusat kota.
Dalam hal ini kenaikan biaya transpor proporsional dengan jarak. Semakin
jauh jarak semakin mahal.

Model Von Thunen
Sumber : de
Blij, Harm/Peter O. Muller. (198$). Geography Regions and Concepts. New York : John Wiley & Sons
Keuntungan maksimal diperoleh oleh petani yang paling
dekat dengan pasar, sedangkan semakin jauh akan semakin sedikit, karena biaya
transportasi menjadi mahal.
GAMBAR 8:
MODEL VAN THUNEN
![]() |


Kota
besar sebagai pusat Sungai
yang dapat dilayari
Produksi
padi•padian dan susu Tanaman
padi•padian dengan pemberaen, serta ternak
Produksi
kayu bakar dan Tanaman
padi-padian dengan kayu untuk keperluan lain pemberaan
dua kali dan ternak
Tanaman padi•padian tanpa pemberaan Peternakan
potong/daging
Gambar Lokasi produksi Unaman komersial menurut Von
Thunen
Regional nodal adalah
sebuah sistem. Untuk lebih jelasnya region nodal sebagai sistem dapat digambarlan sebagai berikut :

Pusat kegiatan berkembang karena
adanya kebutuhan manusia, baik kebutuhan biologis maupun kebutuhan
sosial. Kebutuhan itu sangat beragam clan ticlak seluruhnya dapat dipenuhi oleh produksi sendiri. Karena itu manusia
membutuhkan manusia lain. Contoh petani menghasilkan padi, tapi ia juga
membutuhkan pakaian, barang bangunan dan kebutuhan !ainnya. la perlu bekqrjasama atau_: saling tukar
barang dengan orang lain yang
berbeda produksinya. Timbullah pertukaran atau proses jual beli pada masyarakat modern. Tempat jual beli itu umumnya tempat-tempat yang dapat dengan mudah dijangkau
dari berbagai tempat. Dalam proses
interaksi itu, ada berbagai aturan, yang mana baik si penjual maupun si pembeli
harus sepakat dan mematuhinya, sehingga terjadi kepuasan berbagai pihak. Dengan demikian dalam nodal region, tidak hanya
terlibat sejumlah orang, tapi juga barang, jasa, transportasi dan berbagai
aturan sehingga membentuk satu sistem yang saling menunjang.
3. Regionalisasi
Pembuatan region adalah
upaya mengklasifikasikan atau mengelompokkan unsur-unsur
yang sama. Karena lokasi-lokasi di muka bumi jumlahnya tak terbatas, maka kita harus menyusunnya dan mengelompokan
serangkaian lokasi yang mempunyai
sifat-sifat yang sama menurut kriteria tertentu. Sehingga informasi dapat diperoleh
secara lebih efisien dan ekonomis
Salah
satu sifat umum yang penting di permukaan bumi adalah bahwa tempat-tempat
seringkali saling berdekatan satu sama lain. Tujuan pembentukan region adalah
membuat lebih sederhana dengan cara menyatukan tempat-tempat berdekatan menjadi satu kelompok.
Perlu
diingat bahwa setiap pengelompokan dapat disesuaikan dengan kebutuhan kita sebagai
pengguna, untuk kepentingan apa. Karena itu tidaklah
mungkin kita mengatakan pembagian region itu benar atau
sa1ah, karena akan
sangat tergantung pada tujuannya. Regionalisasi
dapat membantu kita :
1.
memisahkan sesuatu yang berguna dari yang kurang berguna.
2.
mengurutkan keanekaragaman permukaan bumi;
3. menyederhanakan informasi dari suatu gejala atau
fenomena di permukaan yang sangat beragam;
4. memantau perubahan-perubahan
yang terjadi baik fenomena alam maupun manusia;
Regionalisasi selalu berdasarkan kriteria tertentu
dan kepentingan tertentu.Contoh pembagian region berdasarkan iltlim, permukaan
bumi dibedakan atas beberapa unsur cuaca seperti
suhu, curah hujan, penguapan, kelembaban, dan angin. Regionalisasi menurut iklim ini sangat berguna untuk mengetahui penyebaran
hewan dan tumbuhan, tetapi mungkin kurang begitu berguna
dalam hal kepentingan komunikasi atau transportasi.Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa region memiliki
lokasi baik lokasi absolut maupun relatif, region
memiliki center place, memiliki areal, dan region juga memiliki sistem spatial.
a. Pembuatan region
uniform
Ada dua
langkah untuk mengklasifikasikan tempat-tempat kedalam region khususnya region uniform :
1. Mengklasifikasikan tempat-tempat
berdasarkan tipe-tipe obyek atau peristiwa yang dikehendaki oleh kita. Jika kita ingin membagi satu wilayah kedalam region-region landform, kita harus mengklasifikasikan
wilayah itu menjadi tipe permukaan lahan seperti katagori dataran rendah (plains), perbukitan
(hill), pegunungan (mountains).
Ini didefinisikan secara kuantitatif. Jika klasifikasi itu sudah ditentukan, setiap tempat harus ditetapkan
menjadi satu kelas landform.
2. Langkah kedua adalah mengelompokkan bersama
tipe-tipe yang sama dari obyek-obyek clan menarik garis batas yang memisahkan
setiap zone. ada beberapa ketentuan yang biasa digunakan dalam tahap ini yaitu
:
a. Region-region itu sedapat mungkin harus
homogen, yaitu harus ada tingkat kesamaan masimum di antara tempat-tempat yang
ada dalam setiap region ;
b. Bagian-bagian dari region itu harus melupakan
satu kesinambungan (contigious), jadi tidak ada bagian yang tidak
termasuk ke dalam salah satu region
c. Semua tempat harus ditentukan menjadi
beberapa region dan tidak ada satu tempat yang diklasifikasikan kedalain lebih dari satu region, jadi tidak
boleh rangkap.

![]() |
Jika
suatu wilayah mempunyai kenampakan majemuk atau menjadi wilayah transisi yang mempunyai ciri ganda antar dua
region, maka di zone transisi ini menjadi
tipe region yang tersendiri pula "dan diberi batasan sebagai region yang terpisah

Membagi wilayah atas aspek-aspek yang
berbeda sangat sulit, karena kriterianya tidak terbatas, sehingga sulit
untuk menentukan dasar dari suatu difinisi saja. Wilayah mungkin berbeda secara internal baik
secara fisik maupun aktivitas manusianya.
Wilayah pun dapat dilihat secara administratif dan komersial, dalam arti bagaimana hubungan suatu tempat dengan tempat
lain secara fungsional. Klasifikasi
iklim menurut Koppen adalah salah satu contoh regionalisasi fisik berdasarkan iklim, khususnya berdasarkan curah
hujan dan suhu saja. Model Van Thunen adalah regionalisasi menurut aktivitas
manusia. Sedangkan kota adalah regionalisasi menurut pusat-pusat
pelayanan atau region nodal. Region-region
manufaktur, tumbuhan, landform, permukiman, dan sebagainya, tergambarkan dalam satu lembar foto. karena memang
sebagian besar dari unsur-unsur itu tersusun secara bersamaan dalam satu
wilayah. Melalui interpretasi foto, maka
kita dapat memilahkan kenampakan itu secara terpisah-pisah, seperti penyebaran industri saja, permukiman saja, tata
guna lahan saja, ata landform saja, sehingga
menghasilkan peta tematik. Pemilahan tersebut pada dasarnya adalah regionalisasi, sehingga distribusi keruangan suatu
fenomena dapat tampak dengan jelas.
Agar pembagian regional dibuat secara ilmiah,
penting sekali untuk memahami sedapat mungkin faktor-faktor yang membuat region
itu terpadu dan memiliki ciri khas, faktor apa yang secara esential mempersatukan suatu region dan
karakter khas apa yang dimilikinya. Langkah
utama adalah menentukan kriteria, kemudian menentukan batas atau zone-zone tempat di mana sifat-sifat itu secara
kuat ada. Daerah yang memiliki
karakter yang sanagat jelas atau kuat ini disebut heartland. Kemudian sampai batas mana suatu karakter itu tidak
dominan lagi. Buatkan batas luarnya.
Wilayah yang mempunyai karakter berbeda dengan region utama jadikan region lain idengan karakter yang berbeda pula.
Zone transisi mempunyai karakter gabungan
antara dua atau lebih sifat region sebelumnya. Penentuan batas region transisi
ini seringkali lebih sulit dibuat.
b . Pembuatan region nodal
Nodal region dicirikan oleh adanya gerakan yang
mengarah ke titik pusat. Jadi nodal region selalu bercirikan dengan adanya core
area atau atau daerah inti sebagai pusat. Hinterland sebuah kota dapat dicirikan
dari adanya gerakan pekerja yang bergerak menuju ke arah kota. atau mungkin zonanya
lebih luas lagi, mencakup pendesaan
dari mana orang-orang bergerak untuk berbelanja atau berbisnis ke kota, perluasan yang pasti dari teritori berbeda-beda
sesuai dengan aktivitas. Region nodal yang
dilayani oleh toko bahan pangan di kota mungkin tidak sampai melampaui batas
kota tetapi perusahaan asuransi, rumah sakit, surat kabar pagi akan melayani wilayah lebih luas lagi.
Kota adalah contoh yang baik
berkenaan dengan penyebarluasan informasi, seperti surat kabar dari kota akan
beredar dan menyebar ke berbagai daerah, demikian
pula siaran radio, TV, dan sumber informasi lain. Spesialisasi layanan kota
seperti rute bis, sirkulasi barang, buku, pengawasan politik, pelayanan
administrasi terpusat di perkotaan. Dengan
perkataan lain luas teritori dari pusat kota ke daerah pinggiran akan berbeda-beda. Untuk beberapa alasan
sangatlah esensial untuk memilih
beberapa urtgkapan dari ciri-ciri regional clan koherensi regional dari sejumlah
distribusi perbedaan-perbedaan areal. Ini penting agar kita memahaminya secara memadai untuk membedakan satu wilayah dari
wilayah lainnya clan untuk melihat
dasar dari kerangka kerja keruangan. Bagaimana manusia hidup dan bagaimana mereka berkreasi, semua itu untuk
menelaah fungsi regional.
Pelayanan
sekolah, rumah sakit, atau pun pelayanan administrasi. Setiap unsur tersebut
mempunyai jarak yang berbeda. Mungkin gerakan para pekerja terjauh batasnya
adalah Kab. Bandung, pelayanan sekolah SMU sampai daerah Cianjur, pelayanan Sekolah
Perguruan Tinggi sampai P. Jawa, pelayanan rumah sakit dan
administrasi sampai wilayah Jawa Barat
clan sebagainya. Sehingga batas region antara para pekerja, surat kabar, pelayanan sekolah SD, SUP, SMU, Perguruan Tinggi,
rumah sakit, surat kabar berbeda satu
sama lainnya.
![]() |
|||
![]() |
:
penyebaran pelayanan nunah sakit :
:
penyebaran surat kabar
:
penyebaran pekerja harian
Hinterland
terjauh dari sebuah pusat metropolitan yang besar mungkin seluas dunia. Jika
perdagangan atau pelayanan sangat komplek. Seperti London, New York clan Tokyo
adalah kota-kota yang menjadi pusat pelayanan dunia untuk komoditi tertentu.
Seperti
pada region uniform, kriteria yang kita pilih untuk menyatukan region nodal
akan berbeda-beda tergantung dari tujuan. Didalam menarik batas dua atau lebih
region harus ditentukan dulu kriterianya secara jelas. Overlaping dua wilayah
mungkin akan terjadi. Wilayah overlaping ini harus dijadikan satu region yang
tersendiri pula.
Untuk lebih
jelasnya lihat Gambar 14. Wilayah yang putih adalah daerah yang dilayani oleh
A, B atau C. Lebih dari 75 % penduduknya membelanjakan lebih 75 % pendapatannya
ke kota A, B, atau C. Region yang di beri titik-titik adalah daerah yang dapat
dilayani oleh dua tempat. Sekitar 50 % penduduknya membelanjakan 50 %
pendapatannya ke A dan B; atau ke A dan C, atau B clan C. Region yang terletak
di bagian tengah (diarsir) adalah daerah yang dapat dilayani oleh A, B clan C.
Kurang dari 50 % penduduknya mempelanjakan kurang dari 50 % pendapatannya ke A
atau B atau C.
![]() |
Sebelumnya
terjadinya revolusi industri, tukar menukar cenderung berlangsung antara region-region
yang sumber alamnya berbeda, seperti antara region perbukitan yang menghasilkan
bahan makanan dengan region pegunungan yang menghasilkan bahan bakar atau logam.
Di Eropa kota-kota umumnya berkembang di kaki bukit.
Di daerah perbatasan menjadi tempat pertemuan antar penduduk kota. Dan sinilah
semua barang diperjualbelikan dan disebarkan lagi ke berbagai kota sesuai
dengan kebutuhan. Batas pelayanan suatu kota sangat relevan dengan batas alamnya yaitu
perbukitan.
Kenampakan fisikal yang jelas seperti rangkaian pegunungan dapat jadi
pemisah dari nodal region seperti gerak
perdagangan, surak kabar, ataupun gerakan manusia. Walaupun sekarang ini tetap harus diperhitungkan
keberadaan sarana transportasi dan komunikasi. Karena keberadaan dan kelengkapan
transportasi dapat mencerminkan
kemudahan-kemudahan dua tempat untuk saling berinteraksi, indikator
adanya gerakan, dan dapat memperluas batas region nodal. Batas suatu region nodal secara priodik dan
bertahap harus selalu ditinjau kembali, karena sifat dari kriteria region ini sangat dinamis yaitu gerakan. Zone
transisi antar dua region pun dengan
sendirinya akan menjadi semakin luas persamaannya, dan akhirnya terjadi penggabungan region yang tadinya
berbeda. Kecuali bila batas antar dua
region adalah bentangan alam yang memang relatif sulit untuk diatasi, seperti
pegunungan yang tinggi, gurun yang luas, lautan atau bentang alam lainnya yang jelas
batasnya dan sulit untuk ditaklukan.
Dengan semakin berkembangnya transportasi dan komunikasi, sungai dapat saja
menjadi pemisah dalam beberapa hal, tetapi
dapat pula tidak. Misalnya sungai itu dapat dilayari maka sungai dapat
menjadi penghubung dua wilayah yang berbeda, sehingga akibat intensifnya
hubungan melalui sungai tersebut, masyarakat yang ada di antara sungai tersebut sulit dipisahkan. Sungai yang tidak dapat
dilayari mungkin menjadi pemisah dua
region sehingga betul-betul dua region tersebut berbeda dan dapat dipisahkan
dengan jelas. Sungai sering dijadikan pemisah antara dua negara atau kekuatan politik, walaupun seringkali kurang
tepat.
Masalah serupa terjadi jika
region-region cenderung bergabung satu sama lainnya di daerah transisi walaupun dibatasi oleh batas
alami. Sehingga garis akan tampak tidak rational. Untuk beberapa tujuan
terutama politik, kenampakan fisikal dapat menjadi
indikator dari perbedaan region. Untuk analisa regional yang bersifat nodal batas ini seringkali diabaikan, terutama setelah
adanya kemajuan teknologi transportasi
yang sangat pesat. Jadi dalam analisisnya nanti, bukan hanya menarik garis batas, kita akan berkaitan dengan kerangka
kerja fisikal, dengan karakteristik fungsi
ekonomi politik dan sosial dan juga loyalitas penduduknya. Kita berurusan dengan apa yang disebut dengan Gesalt oleh akhli psikologi. Pola dari faktor-faktor yang cenderung berjalan
sebagai unit yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling berkaitan satu
sama lain membentuk satu kesatuan yang kompek. Sehingga kita harus melihatnya dari konteks total. Kita baru
dapat memahami sebuah area secara
keseluruhan kecuali jika menginterelasikan aspek-aspek itu sebagai satu keseluruhan
yang luas. Kesadaran akan karakteristik dari pola wilayah, dalam pikiran
penduduknya disebut regionalism atau dalam skala suatu negara adalah
nationalisme.
Bahasa sering digunakan untuk mengukur regionalism dan dasar untuk
membatasi region. Dari semua aspek
budaya,bahasa mung-kin merupakan ciri identitas yang penting dan jelas, dan seringkali terkait dengan
aspek-aspek lainnya. Bahasa merupakan
ciri dari identitas regioal yang maknanya lebih bersifat emosinal dan praktis. Walaupun bahasa bukanlah suatu sebab
yang cukup kuat untuk regionalism dan
pembatasan region secara politik.
Kemajuan dan komunikasi dan meningkatnya interaksi
dalam beberapa abad terakhir, bahasa pun telah banyak mengalami perubahan. Perbedaan
antar region menjadi semakin samar.
Batas
pelayanan barang-barang yang bersifat kebutuhan pokok (primer) seperti beras, ikan, garam, bahan
bakar dan sebagainya, akan lebih pendek jaraknya, karena barang itu dibutuhkan
oleh orang banyak sehingga daerah inti (core area) akan lebih banyak. untuk memudahkan
setiap orang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Tapi barang-barang primer yang harganya lebih mahal
(mungkin kualitasnya lebih baik) seperti TV,
parabola, radio,motor, mobil dan sebagainya, mempunyai jarak yang lebih jauh. Sehingga region nodalnya lebih Was.
Contoh para Ibu bila membutuhkan beras
cukup ke pasar setempat saja .yang jaraknya dekat, tapi bila membutuhkan radio, TV atau parabola harus membelinya di daerah
pusat kota bahkan ke kota yang lebih besar. Berarti region nadal untuk
barang beras lebih kecil bila dibandingkan dengan
region nodal untuk barang elektronik. Dengan semakin lancarnya transportasi gerakan orang dan barang semakin jauh, sehingga
semakin memperluas region nodal (lihat
Gambar 15).
Dengan demikian
region adalah alat penting untuk lebih memaharni
dan menganalisis interaksi keruangan, gerakan orang, barang clan ide serta
perubahan yang terjadi sebagai hasil interaksi manusia dengan alam, alam dengan
alam , clan manusia dengan manusia . Melalui region pula kita dapat melihat manusia,
dilihat dari berbagai aspek. Konsep
regional memiliki pola keruangan tertentu yang memberikan deskripsi lengkap
tentang penmukaan bumi yang dilihatnya dari sudut persamaan clan perbedaan wilayah

4. Heararki regional
Seperti telah dikemukakan di bagian pertama, bahwa
region pada dasamya pengelompokan wilayah
yang mempunyai karakter tertentu yang sama. Secara fungsional, region itu ada yang berheararki atau bertingkat,
dan ada pula yang tidak. Artinya hanya
menunjukkan wilayah-wilayah yang berbeda
berdasarkan kenampakannya.
Pada region uniform, lebih banyak menunjukkan perbedaan kenampakan seperti pegunungan, perbukitan dan dataran. Kita tidak dapat mengatakan bahwa pegunungan lebih fungsional dari
pada dataran, perindustrian lebih
fungsional dari pertanian atau sebaliknya. Region tersebut masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda dan sama pentingnya
bagi kehidupan manusia.
Region yang
menunjukkan tingkat akan lebih banyak path jenis nodal, karena nodal adalah pengelompokkan wilayah yang berda-"rkan fungsinya terhadap pelayanan atau gerakan benda, barang, orang atau
gagasan. Perbedaan ini dapat dilihat dari skalanya. Mulai dari daerah yang
mempunyai pusat pelayanan yang sangat
terbatas, kemudian sedang sampai jauh. Batasan jauh ini sangat relatif, ada yang sejauh propinsi, negara, benua bahkan dunia,
tergantung pada gerakan apa yang dijadikan tolok ukumya. Perubahan mata
uang dollar yang ada di Wall Street akan mempengaruhi
perubahan mata uang negara-negara di dunia. Berarti Wall Street ini menjadi
pusat nilai uang dunia. Perubahan politik yang terjadi di Jakarta akan mempengaruhi keadaan politik seluruh wilayah
Indonesia, berarti Jakarta merupakan pusatnya politik Nasional ( Indonesia saja ).
Desa,
Kelurahan, kota kecamatan, kota kabupaten, ibu kota propinsi, dan ibu kota
negara, tidak hanya menunjukkan adanya heararki dalam fungsi pelayanan, tapi juga menunjukkan
heararki dalam kenampakannya.
Dalam region yang bertingkat seringkali terdapat
over-lapping. Contoh jika seseorang melihat foto dunia dengan mempergunakan
teleskop besar dan teleskop kecil. Dengan teleskop besar kita dapat melihat permukaan
bumi lebih rinci atau lengkap bila dibandingkan dengan teleskop kecil. Tapi
dengan kedua alat tersebut, kenampakan-kenampakan umum dapat terlihat, seperti jalan,
sungai, rumah penduduk, clan bentangan lahan pertanian.
Tapi bentangan budaya yang laian seperti bahasa,
tipe rumah, keterampilan penduduk clan sistem soial politik negara-negara di dunia
tidak dapat terlihat. Kenampakan sosial budaya ini juga merupakan karakter yang
dapat membentask:..-region melalui pola keruangan.
Pola keruangan di kota ditata
sedemikian rupa berdasarkan heararki untuk memberikan
kemudahan bagi penghuninya untuk memenuhi kerbagai kebutuhan. Contoh pelayanan barang, dari warung -
pasar lokal - pasar regional ( pasar
induk). Pelayanan kesehatan, mulai Puskesmas
pembantu - Puskesmas - rumah sakit . Pelayanan pendidikan, mulai dari SD - SUP - SMU - Perguruan
Tinggi. Sekolah SD terdapat di hampir
setiap desa, SLTP dan SMU hanya ada di ibu kota kecamatan, sedangkan PT di ibu kota propinsi. Ini berarti
pelayanan PT lebih luas dari pada SD atau
SMU.
Biasanya
orang pergi ke tempat yang berbeda untuk membeli barang atau mendapatkan pelayanan
yang berbeda pula. Orang cenderung untuk mengadakan perjalanan seminimum mungkin
untuk keperluan barang sehari-hari (low order), seperti bahan makanan, bahan
bakar dan pelayanan bank atau pos. Orang pun berusaha untuk mendapatkan pusat pelayanan sekolah, rumah sakit, apotek ke
tempat yang relatif dekat. Aktivitas itu
disebut Low Sales Tresholds, yaitu
sejumlah penjualan yang memerlukan
daya dukung atau ambang batas penduduk yang paling sedikit. Contoh treshold atau ambang batas sebuah
warung adalah 20.000 orang, super
market ambang batasnya mencapai 200.000 orang. Apotek, rumah sakit, sekotah dengan berbagai jenjang mempunyai ambang
batas yang berbeda. Setiap fasilitas
memerlukan jumlah penduduk minimal untuk mendukung kelangsungan suatu kegiatan. Karena itu semakin sedikit daya
dukung suatu fasilitas, semakin banyak
jumlahnya. Sebaliknya semakin besar daya dukung fasilitas, semakin sedikit jumlahnya. Seperti contoh di atas, warung daya
dukungnya sedikit, maka jumlahnya lebih
banyak clan penyebarannya lebih luas. Supermarket daya dukungnya lebih banyak, jumlahnya lebih sedikit yaitu hanya di
pusat-pusat kota saja. Dengan semakin
banyaknya penduduk di suatu kota dan semakin meningkatnya daya beli masyarakat, kebutuhan akan barang-barang
berkualitas, nyaman clan aman semakin diperlukan. Maka supermarket
jumlahnya menjadi semakin banyak di perkotaan.
Kebutuhan
lain dari manusia adalah barang-barang yang diperlukan sehari-hari tetapi jumlahnya sedikit, clan awet
digunakan (high order), seperti alat rumah tangga, mobil dan pelayanan medis spesiali&
penduduk umumnya tidak keberatan
untuk pergi ke daerah yang relatif jauh. Penjualan barang semacam itu, membutuhkan jumlah penduduk yang lebih
besar untuk keberlangsungan
perusahaannya. Bisnis semacam ini bisa
ditempatkan di lokasi yang agak jauh dari permukiman, tapi mudah dijangkau. Karena pembeli hanya kadang-kadang
saja memerlukan barang-barang dan
pelayanannya. Pengusaha-pengusaha barang high order semacam ini akan
mendapatkan keuntungan jika mengelompokkan berbagai usaha penjualan barang dan pelayanaan ini di satu lokasi yang mudah
dijangkau dari segala arah serta
umumnya terdapat di pusat kota.
Gambar 19 :
Nodal barang low order dan high order
![]() |
Ada beberapa barang dan
pelayanan yang tidak memerlukan kontak langsung antara penjual dan pembeli. Komunikasi dilaksanakan nmelalui surat dan
telpon. Barang dan jasa ini misalnya dalam berupa pelayanan
asuransi, perusahaan finansial atau
perbankan.
Aktivitas ini umumnya berskala
besar, daya layannya juga besar, dapat meliputi beberapa kota. Apabila terjadi kebutuhan yanag semakin meningkat,
perusahaan itu dapat membuka cabang di beberapa
kota kecil atau sampai pelosok desa (seperti Bank Rakyat Indonesia misalnya) sehingga terjadi heararki region pelayanan . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 20 Teori
Crisstaler tentang heararki pusat-pusat pelayanan.
Pengertian heararhis dari
nodal-nodal region dan pusat-pusat pelayanan mendasari bidang studi geografi yang dimaksudkan central place teori. Bidang ini mengembangkan teori-teori tentang luas, jumlah
penataan permukiman dan hinterland-hinterlandnya.
Ini muncul dari asumsi bahwa ia orang berusaha untuk mengadakan perjalanan untuk membeli barang dan
pelayanaan seminimum mungkin.
![]() |
Gambar Tujuan Belanja untuk pakaian
bagi kelompok penduduk Kanada yang modem: (A) Dan
kelompok Penduduk Mennonites
(B) (Fielding, 1974
Perbedaan regional sebagian
besar disebabkan karena perbedaan lingkungan. Faktor-faktor pembeda itu harus dianalisa dengan sekasama, suatu wilayah
yang memiliki iklim dan tanab yang seragam akan
menimbulkan berbagai bentuk penggunaan lahan . Bentuk penggunaan lahan tidak hanya ditentukan
oleh faktor fisikal saja, tapi juga
sosial budaya penduduknya. Contoh kawasan tropis di Amerika lebih banyak yang membudidayakan gandum dari pada
padi, di Indonesia padi adalah makanan
pokok yang paling banyak dibudidayakan. Contoh lain S. Rhine selain
menjadi batas alam antar beberapa negara di Eropa, tapi juga merupakan jalur lalu lintas yang sangat ramai. Pada muara S. Rhine
terdapat sejumlah barang yang disimpan
sebelum dikirim ke tempat lain. Karena itu batas suatu region hendaknya ditentukan dengan jelas dan ketat, sehingga tidak
bingung dalam mengelompokan suatu
wilayah.
Kasus lainnya adalah Cina, Cina
sebagai satu region memiliki wilayah yang luas dan di sana terdapat keanekaragaman bentuk fisik dan budaya. Hampir setengah
dari wilayahnya dihuni oleh sebagian besar bukan etnik
Cina dengana bahasa dan budaya yang berbeda dengan dengan penduduk Cina asli.
Negara Cina ini lebih setengahnya beriklim kering dan
dingin, bergunung-gunung yang sangat kontras dengan bagian lainnya.,:.yang berbentuk dataran: di pantai.--sebelah
timur di mana sebagian besar penduduk Cina tinggal. Di lain pihak
aspek-aspek yang menonjol dari budaya Cina adalah
sejumlah besar kebudayaan Cina dikembangkan orang di daerah di Jepang, Indochina dan Korea. Di sana terdapat permukiman Cina yang luas,
juga di Thailand, Malaysia
dan P. Jawa. Dengan demikian timbul pertanyaan di
manakah region Cina yang sebenarnya.
Jawabannya lagi-lagi tergantung kepada kriteria yang dipilih, untuk menentukan region atau kita pula dipilih kriteria yang lebih
berbobot.
Dapat
diambil garis batas berdasarkan faktor tinggal asal yaitu sekitar wilayah di
mana mayoritas penduduk yang tinggal adalah orang-orang berbahasa Cina atau
dimana pertanian merupakan mata pencaharian utamanya dan atau di mana wilayah
itu mendapatlan curah hujan 50 cm pertahun. faktor-faktor di atas memadai untuk
menentukan faktor-faktor yang menjadi karakteristik negara Cina akan timbul
pertanyaan lain. Apa yang membuat Cina itu Cina dan dimana tempat yang menjadi
batas ujung dari region Cina.
5. Inti Region
(Regional
Core)
Inti region
(region core) mempunyai karakteristik yang jelas, yaitu bagian yang mempunyai
karakteritik paling kuat dari unsur yang dijadikan kriteria region. Bagian ini
umumnya terletak di bagian tengah. Pada region nodal bagian pusat ini biasanya
menjadi kendali yang mengatur pola budaya atau administrasi wilayah sekitarnya.
Umumnya wilayah core ini adalah wilayah yang pertama kali berkembang dan
menjadi pusat pertumbuhan sejauh kondisi fisikal di sekitarnya memungkinkan.
Semakin jauh dari titik pusat pengaruh core ini makin melemah dan disanalah
terletak zone transisi yang mendapat pengaruh dari core lainnya.
Pola
keruangan dari perkembangan aktivitas manusia cenderung memusat atau
berkelompok. Pemusatan ini biasanya terdapat pada keadaan lahan yang datar,
daerah-daerah yang subur, lembah-lembah sungai, daerah pantai dan daerah
persimpangan jalan. Daerah-daerah yang strategis itu akan mudah berkembang
menjadi pemusatan penduduk yang lebih besar seperti perkotaan. Perkotaan ini
tidak hanya menjadi pemusatan penduduk secara fisik saja tapi juga pusat
aktivitas ekonomi, sosial, budaya dan politik. Daerah pusat yang paling
strategis menjadi pusat region (core), sedangkan peralihan kondisi fisik dari
lahan tersebut dapat menjadi batas region.
Basin Paris
dan London merupakan ilustrasi yang baik dari gejala ini. Kedua kota itu
merupakan pusat pemerintahan dan pusat pasar, keduanya secara historis
merupakan pusat perkembangan dan penyebarluasan budaya regional, pusat jaring
transportasi, pusat sirkulasi bagi daerah sekitamya dan merupakan pusat
interaksi bagi daerah sekitarnya. London dan Paris merupakan core yang kuat
bagi negara Perancis dan Inggris, pengaruhnya itu bahkan meluas sampai ke luar
negeri. Dari core inti inilah kemudian berkembang core-core lain di sekitar core
inti. Core-core baru ini adalah pusat-pusat industri manufaktur penting di
dunia. Core-core tambahan itu lokasinya terpisah dari core inti ( Paris dan
London) dan letaknya bertepatan dengan ditemukannya sumber-sumber mineral yang
tidak ditemukan di Paris dan London. Pusat-pusat kegiatan ini merupakan
cabang-cabang dari basin London dan Paris dan core-core ini tetap menunjukkan
kenampakan tunggal yang khas. Di negara lain masalah core yang berkembang di
sekitar inti banyak pula terjadi. Seperti di Indonesia Jakarta adalah core
intinya, berkembang core tambahan di sekitar Bogor, Tanggerang dan Bekasi,
Bandung dengan Bandung Rayanya, Surabaya dengan Mojokerto, Bangkalan, Sidoarjo
dan Lamongan serta banyak lagi contoh-contoh lainnya.
Core-core ini terus berkembang sehingga membentuk heararki region
secara fungsional sesuai dengan
tingkat kepentingan dan besar fungsi menunjang bagi daerah inti utama.
Core
memberikan beberapa pelayanan kepada region secara keseluruhan. Di bawah ini
terdapat gambar tentang core-core di tiap negara. Dalam hal ini negara
merupakan satu region.
GAMBAR 12 : JEPANG

GAMBAR 13 : AUSTRALIA

GAMBAR 14 :
AMERIKA SERIKAT’
![]() |
GAMBAR 15 :
EROPA
![]() |
Australia
karena wilayahnya luas, dan karakteristik alamnya yang bervariasi, maka
memiliki beberapa core area. Tetapi core utamanya terdapat di daerah yang
jumlah penduduknya paling banyak yaitu di Sydney - Melbourne yang berpenduduk
lebih dari setengah keseluruhan penduduk Australia.
Kawasan
Eropa memiliki core area yang sangat luas yang mencakup beberapa negara
Eropa barat, sebagian dari Eropa Selatan, daerah London dan Skotlandia. Core
area ini bukan hanya merupakan core area bagi Eropa saja tetapi bahkan bagi
seluruh dunia, karena region ini merupakan wilayah yang interaksinya paling
ramai (perhatikan Peta transportasi dunia).
Gambaran
dan analisis region dilakukan oleh para geograf, karena berkenaan dengan deskripsi
gejala-gejala keruangan baik yang menyangkut fisikal maupun manusianya, serta
akan berhubungan dengan pola distribusi dari gejala di permukaan bumi. Geograer
selalu peduli terhadap keberadaan benda-benda, gejala, fenomena yang ada di
permukaan bumi. Selain itu Geografer juga selalu melihat hubungan timbal batik
antar region, assosiasi wilayah dan interaksi keruangan. Pola yang dipetakan
tidak bersifat statis tapi senantiasa mengalami perubahan sebagai akibat
dinamika manusia itu sendiri. Pola-pola itu merupakan bagian yang berintegrasi
secara total. Sebelum memahami hubungan timbal batik -secara total
perlu dilihat bagian-bagian yang berinteraksi itu dengan jelas. faktor-faktor
dan kekuatan-kekuatan apa yang mempengaruhinya. Semua itu harus dilihat dari assosiasi
wilayah.
Mengingat
kedinamisan aktivitas manusia dan interaksi manusia itu sendiri dengan alam
ataupun dengan manusia lain di permukaan bumi, maka dalam menganalisis unit
regional dan menentukan asosiasi wilayah, penting sekali memperhatikan dimensi
waktu. Batas regional seringkali tidak konstan, berubah menurut waktu dan
ruang.
Perubahan
teknologi seperti peningkatan komunikasi menyebabkan meluasnya kekompakan
region, perubahan itu mungkin secra gradual (bertahap). Faktor-faktor baru akan
muncul dalam sistem ekonomi, sosial, budaya dan politik yang dapat menimbulkan
core baru, menyisihkan core lama atau memasukannya ke dalam core yang baru.
Inovasi,
penaklukan wilayah lain, migrasi bisa mengguncangkan atau mengubah region.
Perubahan budaya, pengaruh kekuatan dari wilayah lain atau hal-hal yang
didatangkan perubahan lainnya. Bentuk baru dari produksi dapat mempengaruhi
penggunaan lahan, perubahan dalam pemukiman manusia dan pemanfaatan
lingkungannya disebut segment occupance.
Walaupun
demikian, hilangnya sifat-sifat khusus dari sebuah region akan memakan waktu
relatif lama. Lingkungan fisikal relatif konstan dan walaupun pengaruhnya
berubah, lingkungan fisikal membantu memelihara kontinuitas regional. Hubungan
keruangan akan berubah jika manusianya berubah, tetapi jarak fisikal dan lokasi
absolut wilayah itu tidak berubah. Kita lihat Cina, regionnya konstan dilihat
dari luas wilayahnya untuk selama 2000 tahun (sekarang ada invasi ke Mancuria
dan Mongolia). Pada abad pertengahan perubahan besar-besaran terjadi akibat
pengaruh Eropa. Amerika, Australia dan Selandia baru adalah hasil dari invasi
Eropa ke daerah lain. Karena itu terbentuk region-regon baru di sana. Proses
seperti itu terus berlangsung hanya ada yang cepat ada yang lambat. semua itu
dapat mempengaruhi batas suatu region.
6. Regionalisasi Dunia
Berbagai
kawasan di dunia itu dibagi-bagi menjadi region-region. Regionalisasi dunia
tidak tetap dan telah banyak berubah, yang semula hanya dibagi-bagi menjadi
region formal baik itu berdasarkan pada letak benua, iklim, pembagian politik.
Pada masa-masa terakhir ini unsur fungsional telah dimasukkan ke dalam
regionalisasi ini.
Pada awal
tahun 1970an, dunia dibagi atas 3 negara utama yaitu dunia pert.ama (first
world) untuk region dunia yang mencakup negara-negara maju, dunia kedua (second
world) bagi region yang menganut politik dan ekonomi komunis, dan dunia ketiga
(third world) untuk region negara sedang berkembang. Selanjutnya terjadi
perubahan, ada yang berpendapat dunia ini dibagi atas region negara kaya dan
region negara miskin, region negara maju dan region negara berkembang, sekarang
ada region utara dan region selatan. Allen Philbuck membuat sistem region dunia
sebagai berikut :

BAB IV
METODE GEOGRAFI REGIONAL DAN PENDEKATAN
REGIONAL DALAM PEMBELAJARAN
GEOGRAFI REGIONAL
- Metode
Geografi Regional
Seperti kita ketahui bahwa tema sentral geografi adalah bumi yang
dimanfaatkan oleh manusia. Pola pemanfaatan bumi oleh manusia berbeda-beda
sesuai dengan banyaknya jumlah penduduk dan tingkat teknologi. Melalui
teknologi, yaitu berbagai cara dan alatyang dipergunakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya, manusia memanfaatkan alam sekitar. Semakin banyak manusia dan tinggi teknologinya
semakin intensif alam dimanfaatkan. Sehingga menghasilkan bentang budaya yang
semakin luas.
Ahli Geografi dalam melakukan
studi wilayah selalu mempertanyakan:
1.
kemungkinan-kemungkinan apa yang disediakan oleh
lingkungan alam dalam menopang kehidupan manusia ;
2.
perubahan yang telah dibuat manusia terhadap alam dan
bagaimana adaptasi manusia terhadap alam
3.
bagaimana cara manusia beradaptasi dengan lingkungannya
;
4.
kemungkinan-kemungkinan apa yang dapat dilakukan oleh
manusia dalam memanfaatkan alam
5.
bagaimana alam dimanfaatkan dengan tetap memperhatikan
kesinambungan pemanfaatannya ;
Di atas telah dijelaskan bahwa seperti ilmu lain, geografi memiliki
metode penelitian yang bervariasi sesuai dengan sifat dari masalahnya. Prosedur
dari penelitian regional tampak pada bagian di bawah ini.
I.
Analisis dan penilaian terhadap unsure-unsur lingkungan
fisik,
A. Faktor-faktor yang cocok untuk mendukung
manusia
B. Faktor-faktor yang tidak cocok untuk
mendukung manusia
C. Masalah-masalah yang biasa ditanggulangi
atau diperbaiki oleh teknologi
II.
Penelitian penduduk,
A.
Jumlah dan distribusi;
B.
Tingkat perkembangan teknologi;
C. Budaya tertentu yang mempengaruhi cara
hidup dan pemanfaatan lingkungan;
III. Penelitian untuk mendeskripsikan dan
mengeksplanasikan dari aktivitas manusia dan pola mata pencaharian dengan
merealasikan dan sintesa dari unsur-unsur manusia dan fisik;
IV. Evaluasi dari potensi wilayah dilihat dari
kemungkinan untuk meningkatkan kehidupan penduduk yang ada atau kemungkinan
untuk menunjang lebih banyak penduduk.
Jelas bahwa geografi merupakan
cross field studi yang menganalisis dan mengkorelasikan 2 unsur yang Baling
terkait, yaitu unsur yang disediakan oleh slam dan unsur yang dihasilkan oleh
keberadaan manusia.
2.
Pendekatan
regional
Pendekatan regional adalah
pendekatan yang dilakukan karena akan menelaah sekelompok gejala yang terdapat
bersamaan pada satu tempat atau region. Titik awal dalam pendekatan
regional adalah tempat atau wadah dimana unsur fisik dan manusianya berada
(wherenya dulu). Baru kemudian unsur-unsur lainnya dijelaskan lebih lanjut, ada
apa, bagaimana, mengapa dan untuk apa. Berbeda dengan pendekatan topik, yang
mana mengambil topik atau tema (whatnya dulu) sebagai titik awalnya, seperti
pertanian, perkebunan, baru kemudian di mana, bagaimana dan seterus-nya.
Walaupun berbeda titik awalnya, tapi analisis lebih lanjut geografi selalu
mencari dan menemukan pemahaman suatu fakta secara keseluruhan.
Sangatlah sulit untuk menggambarkan sejumlah besar gejala yang ada di
bagian tertentu dari muka bumi secara lengkap dan rinci. Sangat keliru bila ada
yang beranggapan bahwa studi region adalah menghasilkan daftar informsi tempattempat
di permukaan bumf, tanpa menganalisis keterkaitan antar fakta atau gejala di
suatu dengan tempat lain.
Cara yang paling baik dalam mempelajari region adalah memilih unsur atau
sifat-sifat yang penting saja dalam struktur region, kemudian ditelaah secara
lebih khusus dan mendalam. Misalnya jika kita akan mempelajari sebuah kota dengan hinterlandnya
sebagai sebuah region, kita hanya mengkonsentrasikan kepada pola arus penduduk,
atau arus barang atau arus pelayanan fasilitas sekolah. Kita harus mencari
dimana titik pusat (core) dari arus-arus tersebut, mencari latar belakang
penyebabnya, dan faktor-faktor penunjang serta masalah yang mungkin timbul.
Pendekatan ini akan memberikan
pemahaman kepada kita bagaimana region itu terbentuk, dan bagaimana
kecenderungan perubahannya di masa yang akan datang. Contoh jika kita berminat
meneliti satu wilayah sebagai region pertanian kita harus mulai dengan pola
keruangan pertanian itu faktor-faktor apa yang dominan mempengaruhi pola
pertanian itu, bagaimana kondisi alamnya (iklim, kesuburan lahan, kemiringan
lahan, tata air) jenis tanamannya, besarnya usaha tani, teknologi berproduksi
yang digunakan, tingkat kesejahteraan, kondisi pasar, kebijakan politik,
kebiasaan-kebiasaan petani dan bagaimana usaha-usaha untuk mengoptimalkan usaha
tani tersebut.
Sebenarnya pendekatan regional
bertujuan untuk memahami persamaan dan perbedaan wilayah di muka bumi. Prosedur
yang digunakan dalam pendekatan regional pada dasarnya mengadakan sintesa dari
suatu wilayah sebagai asosiasi komplek dari sifat-sifat yang ada di tempat
tersebut.
3. Pembelajaran Geografi Regional
J.W. Fox seorang Profesor Geografi
dari Inggris, mengemukakan bahwa pengajaran geografi regional di sekolah
seringkali bersifat hafalan, anak didik hanya diberikan sejumlah materi atau
tema yang bersifat deskriptif. Kurang memberikan kesempatan berfikir logis,
kritis, dan analitis. Guru seringkali dibebani dengan sejumlah target materi, tanpa
menjelaskan mengapa terjadi regionalisasi semacam itu dan faktor-faktor apa
yang menyebabkan timbulnya region-region di permukaan bumi.
Ia mengemukakan, bahwa di setiap
tempat, di setiap bidang lahan seluas apapun, pasti mempunyai unsur fisikal dan
manusianya, karakter dominan yang ada di suatu tempat berbeda-beda, dapat
terpisah (fisik atau manusia saja) atau dapat pula hasil interaksi antara
keduanya. Dengan adanya pemahaman geografi yang selalu memadukan antara
unsure-unsur tersebut, maka anak harus diarahkan kepada studi identifikasi
unsure fisik dan manusia, klasifikasi, komparasi (perbandingan) dan akhirnya
mampu mengevaluasi.
Dalam proses pembelajaran geografi
regional, tingkat interpretasi, deskripsi dan evaluasi dapat disesuaikan dengan
tingkat berfikir atau daya nalar anak. Mulai dari yang paling mudah diketahui
menuju ke yang sulit, dari yang paling dekat dengan lingkungan anak menuju ke
yang jauh, dari yang sudah diketahui menuju ke sesuatu yang belum diketahui.
Melaksanakan studi lapangan, sangat disarankan.sebagai tahap awal, ajaklah
siswa melihat dua bentang alam yang berbeda, misalnya pertanian padi dengan
palawija. Biarkan anak membuat identitas sesuai dengan penalarannya. Buatkan
pula gambar atau peta tentang batas-batas lahan pertanian padi dengan palawija.
Setelah itu (dapat dilakukan di dalam kelas), suruhlah anak untuk
menjelaskannya dalam bentuk kalimat, dan akhirnya anak harus dapat menyimpulkan
faktor dominan apa tempat itu mempunyai pola penggunaan lahan yang berbeda.
Pada tingkat dasar, siswa hanya mengenal adanya perbedaan penggunaan
lahan, perbedaan bentang lahan (dataran, perbukitan atau pegunungan), jenis
tanaman, pengairan, pola pemukiman, dan kehidupan petani secara sederhana.
Anak-anak diperkenalkan pula dengan alat-alat observasi lapangan seperti peta
sederhana, kompas dan daftar pertanyaan (checklist) yang harus diisi pada waktu
mengadakan studi lapangan. Dengan bekal pengenalan lapangan ini,siswa akan
memiliki kesiapan untuk memahami region secara lebih luas dan komplek.
Untuk tingkat menengah,pada waktu
dibawa ke lapangan,tingkat interpretasinya harus lebih ditingkatkan.Selain
unsur yang diatas ditambahkan pula dengan interpretasi tipe batuan,jenis
tanah,iklim secara mikro,pemilikan tanah,pengaruh kemiringan lereng terhadap
penggarapan lahan,pengaruh jenis tanaman terhadap kondisi ekonomi
petani,tingkat erosi dan sebagainya.
Pada tingkat yang lebih
tinggi,selain keterkaitan fisik dan manusia dikaji lebih
mendalam,kondisi-kondisi eksternal seperti transportasi,komunikasi,lokasi dan
jarak pasar,teknologi penanaman,usaha-usaha meningkatkan hasil
pertanian,lembaga-lembaga pertanian dan dilibatkan secara lebih mendalam dalam
evaluasinya.Sehingga anak tahu betul adanya persamaan dan perbedaan wilayah di
permukaan bumi,latar belakang timbulnya hubungan dan gerakan antar tempat serta
regionalisasi berdasarkan kriteria tertentu.Peta sebagai alat untuk
menvisualkan permukaan bumi handaknya betul-betul dapat digunakan secara
baik,komposisi huruf,skala peta,symbol peta dan syarat peta yang baik lainnya
sudah harus diaplikasikan.
Kesulitan mungkin akan timbul bila
anak memulai dalam mendeskripsikan suatu tempat. Ini dapat berlaku bagi anak
yang tingkat sekolahnya masih rendah ataupun sudah tinggi. Fox, menjelaskan
bahwa aspek fisikal tidak harus menjadi perhatian pertama, penjelasan aspek fisikal kemudian baru
dibahas manusianya,hanya akan menggiring kita ke pemikiran yang fisis
determinis. Kita dapat memulai dari
sesuatu yang paling menonjol dalam memberikan karakter suatu tempat,jadi dapat
aspek fisik atau manusianya.Misalnya di P.Stewart Selandia Baru yang dominan
adalah kondisi fisiknya di Auckland yang dominan adalah aktivitas penduduknya, Indonesia adalah
kebahariannya, Rurh dengan
industrinya.Tiap tempat dapat saja mendapat sorotan lebih tajam pada
aspek-aspek tertentu yang dianggap paling dominan dan khas.
Banyak topik yang menarik dan
berharga dapat diberikan kepada anak melalui pelajaran geografi regional,walaupun
dengan waktu yang relatif
terbatas. Pemahaman prinsip dan
hakekat ilmu geografi, pemahaman
tingkat perkembangan anak, wawasan yang luas, keterampilan melaksanakan study
lapangan, dan keterampilan menggunakan media geografi (peta, grafik, model dan
sebagainya) sangat di perlukan untuk menghasilkan pelajaran geografi regional
yang penuh makna.
Robert Harper, memberikan alternatif dalam penyajian geografi regional yang penuh dunia. Katanya semua
perbedaan sifat-sifat fisik dan budaya dari suatu region dikemukakan lebihg
dulu. Tujuannya untuk membedakan dan memisahkan sesuatu yang penting dan kurang
penting lebih dulu, baru kemudian aspek-aspek lainnya.
Warman menjelaskan aspek lain, katanya
mengemukakan hal yang paling terdini(actual)yang terjadi di suatu tempat harus
di kemukakan lebih dulu, baru kemudian di analisis hubungan timbaliknya dengan
factor budaya dan alamnya.
Tema lain yang dikembangkan
oleh para guru geografi di Negara maju, adalah berawal dari manusia. Misalnya
distribusi penduduk, mengapa orang sebagian besar tinggal ditempat tertentu, apa aktifitas ekonominya, sejauh mana hubungannya dengan morfo-logi,
keberadaan sumber mineral, aklim, kesuburan lahan, kemudahan memperoleh air
transportasi, pasar dan kemudahan-kemudahan lainnya dalam memenuhi kebutuhan
hidup. Melalui penduduk pula kita dapat memperoleh membahas dengan aspek gerakan
(migrasi), kerjasama ekonomi, social pertahanan, keamanan, dan aspek budaya
lain. Sehingga persamaan dan perbedaan wilayah secara terintegrasi
dapat diawali dengan aglomerasi penduduknya.
Tema lain yang dapat di
gunakan adalah melalui peta. Tempelkanlah beberapa jenis skala peta di dinding, pertama-tama anak
diperkenalkan dengan peta lokasi dimana sekolah atau rumah mereka berada
(misalnya peta kecamatan), kemudian peta yang skalanya lebih kecil, untuk
memberikan gambaran yang lebih luas, seperti peta kota Bandung. Jelaskan dimana
posisi Kecamatan sekolah mereka , kemudian posisi kecamatan itu di wilayah
Kodya Bandung, posisi Kodya Bandung di peta Jawa Barat, P.Jawa, Peta Indonesia
dan akhirnya Peta Dunia sampai kepada globe. Melalui peta itulah, guru dapat
menjelaskan letak benua, samudra, laut posisi tempat menurut garis lintang dan
garis bujur, pengruhnya terhadap iklim, tumbuhan, hewan dan budaya manusia.
Setelah secara umum itu, guru dapat mengembangkan topic-topik pernegara sesuai
dengan kurikulum. Penyajian materi bersifat pengayaan dari
yang sudah dikenali oleh anak menuju ke yang belum dikenali oleh anak secara
lebih luas dan komplek.
Metode yang dipegunakan hendaknya betul-betul memberikan peluang seluas mungkin bagi anak
untuk mengembangkan daya nalar dan wawasannya.
Harus diingat bahwa
sedikit tapi bermakna dan dipahami, jauh lebih berarti dari pada banyak tapi
dilupakan. Dengan menarik, dipahami dan
bermakna ini akan lebih memotivasi
anak belajar lebih
lanjut. Sehingga pengayaan
materi dapat dikembangkan
secara individual melalui membaca atau mengerjakan tugas di rumah. Para pakar
Geografi di Universitas Illionis Amerika Serikat mengemukakan tentang pengembangan
pendekatan geografl dalam
pengajaran geografi, bahwa region
adalah objek penelitian yang bersifat geografis, karena itu region merupakan
gene-ralisasi dari gejala-gejala yang
komplek, di mana
setiap unsur saling berinterelasi satu sama lain dalam
memberikan karakter pada suatu tempat. Karena itu pengajaran geografi akan
mudah dipahami bila guru memberikan gambaran secara umum saja sesuai dengan
kepentingan atau tujuan dari pengajaran itu. Region adalah generalisasi tentang
ruang, tidak mungkin dapat menggambarkan segala keberadaannya dalam waktu yang
terbatas atau sejengkal demi sejengkal. Karena itu melihat fenomena yang paling
domenan di suatu tempat sangat penting.
Guru dalam
mengajarkan geografi regional, seringkali mengalami kesulitan, apakah ia harus menerangkan setiap unsur (fisikal dan manusia) secara
terpisah dan secara global (wawasan dunia lebih dulu) atau langsung dipadukan
dalam setiap negara.
Topik-topik seperti pertanian, atau aktivitas lainnya dipahami sebagai
unsur tunggal, tidak mengintegrasikan antara aspek fisik dengan manusia.
Sebaliknya kalau di mulai pemegara, wawasan global dan latar belakang interaksi
atau gerakan sulit untuk dipahami.
Region-region yang bersifat topikal seperti corn belt, tropical rain
forest, adalah contoh yang baik dalam menjelaskan regionalisasi yang berbeda.
Faktor dominan dalam pembentukan suatu region perlu dikenali lebih dulu untuk
kemudian menyim-pulkannya. Harus diingat bahwa pengajaran
geografi regional bukan hanya menyajikan fakta-fakta yang hams diingat dan dihafal, siswa harus tetap diberi bekal keterampilan interpretasi
dan evaluasi fenomena-fenomena yang ada dalam suatu wilayah. Siswa oriented perlu terus dikembangkan
agar anak lebih termotivasi untuk belajar. Di bawah ini terdapat model
pembelajaran yang berorintasi ke guru dan siswa beserta hasilnya.





Siswa oriented
DAFTAR PUSTAKA
-
Biddle, DS, 1968, Reading
in Geographical
Education, Austalia: Whit Combe and Tombs
Limited.
- Bintarto dan Surastopi Hadisumarno, 1979, Metode
Analisis Geografi, Jakarta : LP3ES.
- Broek, Jan OM ,
1965, Geography Its Scope and Spirit, Colombus: Charles
Mervill Books Inc.
- Chisholm Michael, 1979, Human Geography Evolution or Revolution, Bristol : Penguin
Books.
- De Blij,
Harm J, & Peter 0 Muller, 1988, Geography
Region and Concepts, New York : John Willey & Sons.
- Hagget,
Peter, 1971, Locational Analysis
in Human Geography, New York :
St Martin .
- Gabler Robert, 1966, A Handbook For Geography Teachers, Illinois : Publication
Center National Council for
Geographyic Education
Illinois State
University .
- Hall
David, 1976, Geoeraphy and the Geography
Teacher, London :
George Allen Ltd.
- Huntzelman and
Richard Highsmith Jr, 1955, World
Regional Geography, New York : Prentice
Hall.- IKIP Semarang, 1988, Lembaran
Ilmu Pe getahuan
- Yensen Holt, 1982, Geography Its History and Concepts, London : Harper Publisher.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar